Emosi terkendali ketika kita dapat mengubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Ketidakmampuan untuk mengatur emosi merupakan akar dari gangguan psikologis seperti depresi dan gangguan kepribadian lain, dari sini kita dapat belajar dan selalu membiasakan diri untuk mengontrol emosi, baik di dalam rumah atau di luar rumah. Mengendalikan emosi secara psikologi memerlukan waktu dan pembiasaan.
Para psikolog dapat menangani dalam mengatur emosi yang baik, bahkan sebelum situasi yang tidak diinginkan terjadi. Dengan mempersiapkan diri, seorang psikolog akan dapat menemukan bahwa emosi yang bermasalah harus dihilangkan sebelum mengganggu kehidupan orang tersebut.
Di dalam bukunya yang berjudul Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, John Gottman memberikan petunjuk untuk mengajarkan cara memahami dan mengatur dunia emosi khususnya pada anak-anak.
Di bawah ini terdapat lima langkah pendekatan yang dapat disesuaikan dengan situasi yang dapat menyebabkan masalah. Mengetahui pemicu emosi mu dapat membantu untuk menghindari masalah sejak awal. Dengan melatih diri, kamu dapat mengubah hal negatif menjadi positif dan secara tidak langsung kamu akan mendapatkan kepuasaan secara emosional.
Memilih situasi
Hindari keadaan yang dapat memicu emosi. Terlebih emosi yang tidak kamu inginkan. Jika kamu tahu bahwa kemungkinan besar akan marah ketika sedang terburu-buru atau ketika sedang menunggu seseorang maka persiapkanlah hal itu di awal.
Keluarlah dari rumah atau suatu tempat lebih cepat sehingga kamu tidak akan marah atau terasa buru-buru. Jika kamu akan marah ketika akan menunggu seseorang, bicarakan dengan seseorang tersebut untuk datang tepat waktu, jika tidak kamu bisa menghindari untuk bertemu dengannya.
Memodifikasi situasi
Mungkin kamu ingin coba mengurangi rasa kecewa. Contohnya ketika kamu berharap untuk membuat acara ulang tahun yang sempurna untuk teman atau keluarga, namun selalu saja ada hal yang tidak beres bagimu.
Mungkin saja kamu menaruh target terlalu tinggi. Cobalah ubah situasi dengan mencari cara yang sesuai dengan kemampuanmu sehingga acara bisa selesai sesuai dengan yang kamu inginkan. Kamu juga bisa menaruh target atau harapan yang tidak terlalu tinggi. Dengan begini, kamu tidak akan merasa kecewa dengan apa yang kamu harapkan.
Alihkan fokus perhatian
Misalnya, kamu secara terus-menerus merasa rendah dengan orang-orang yang ada di sekitarmu. Kamu selalu menganggap orang-orang lebih hebat daripada kamu.
Kamu selalu memperhatikan orang lain ketika berada di gym, kamu selalu iri ketika rekan kerjamu mendapat promosi. Kamu selalu merasa tertarik kepada mereka seperti magnet, kamu selalu merasa heran dan iri pada apa yang seseorang bisa capai.
Jika begitu, coba alihkan fokus mu dari mereka, cobalah fokus untuk diri sendiri atau hal-hal lain. Sehingga kamu bisa merasakan lebih percaya diri dengan kemampuanmu. Nikmati prosesmu sendiri sehingga kamu merasa bangga pada dirimu sendiri.
Ubah pemikiran
Inti dari emosi terdalam kita adalah sebuah keyakinan yang mendorongnya. Kamu merasa sedih ketika kamu yakin telah kehilangan sesuatu, marah ketika memutuskan bahwa tujuan kamu telah gagal. Kamu mungkin tidak dapat mengubah situasi, namun kamu dapat mengubah pemikiranmu. Kamu bisa mengubah pikiran yang mengarah pada kesedihan atau ketidakbahagiaan dengan pikiran yang mengarah pada kegembiraan. Berbagai cara untuk mengendalikan emosi berupa pedoman mendetail tentang bagaimana orangtua dan sekolah dapat memanfaatan kesempatan emas anak-anak juga bisa kamu temukan pada buku Kecerdasan Emosional karya Daniel Goleman.
Ubah respons
Jika keempat pendekatan di atas tidak berhasil dalam mengontrol emosimu, langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah mengendalikan respons mu. Jantung mu mungkin akan berdetak lebih kencang karena sensasi tidak menyenangkan saat kamu merasa cemas atau marah.
Cobalah untuk tarik napas dalam-dalam dan menutup mata untuk menenangkan diri. Hal ini juga berlaku jika kamu tidak dapat berhenti tertawa ketika kamu sedang dalam rapat yang serius. Cobalah untuk merubah ekspresi wajah mu atau pikirkan hal-hal yang membuatmu sedih sehingga suasana hati dapat berubah.
Terdapat pula beberapa teori kuantum yang diketahui bahwa atom-atom logam berperilaku sebagai osilator gelombang yang bergetar dan memancarkan energi yang bersifat diskrit dalam jumlah tertentu yang mengatur kecerdasarn emosi seseorang yang dibahas dalam buku Teori Kehidupan.
Baca juga:
Baca Juga :
Apa itu Artificial Intelligence
Emosional dengan psikologi itu tak akan dapat di pisahkan karena berdasarkan hitungan bagi para pendidik pada karakter kejiwaan sosial kependidikan
Alhamdulillah pencerahan cara pengendalian emosi yang kadang sering terjadi pada setiap orang.
Alhamdulillah bisa merubah mind set minimal untuk diri sendiri*
Semoga bisa menerapkan pada peserta didik terlebih untukdiri sendiri..,