Ayo Terapkan! Pola Mengasuh Anak dengan Gaya yang Menginspirasi
Pola asuh anak adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak dari masa bayi hingga dewasa. Orang tua memiliki tanggung jawab besar sebagai guru pertama anak dalam perjalanan belajar mereka, baik dalam konteks akademik maupun kehidupan sehari-hari.
Karena itulah, penting bagi orang tua untuk memberikan asuhan yang sesuai agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
Orang tua memiliki kebebasan untuk memilih gaya pengasuhan yang mereka anggap cocok untuk buah hati mereka, termasuk pola asuh permisif, otoriter, atau authoritative. Penting untuk diingat bahwa pola asuh ini akan memiliki dampak signifikan pada kepribadian dan karakter anak di masa depan.
Jenis Pola Asuh Anak dan Dampaknya
Berikut adalah berbagai jenis pola asuh anak dan dampak yang ditimbulkannya:
1. Mengasuh Anak permisif
Pola asuh ini memberikan anak kebebasan untuk mengungkapkan dorongan dan keinginan mereka tanpa batasan yang tegas. Orang tua yang menganut pola asuh permisif cenderung mengikuti semua keinginan anak, sehingga anak mungkin tidak memiliki struktur dan kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Mereka jarang atau bahkan tidak pernah memberikan hukuman ketika anak melakukan kesalahan.
Dampak dari pola asuh permisif termasuk sifat anak yang suka memberontak, rendah prestasi, dominan, kurangnya kepercayaan diri, kesulitan dalam mengendalikan diri, dan ketidakjelasan dalam tujuan hidup.
2. Mengasuh Anak otoriter
Orang tua yang menganut pola asuh otoriter cenderung membuat peraturan yang ketat dan tidak memberikan ruang untuk diskusi. Mereka seringkali keras dalam pendekatan mendidik anak dan mungkin menggunakan hukuman fisik sebagai metode pengendalian perilaku anak.
Hukuman fisik dapat berdampak negatif pada fisik dan mental anak, menyebabkan perilaku agresif, kekurangan rasa percaya diri, dan rasa malu. Studi menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk.
Pola asuh otoriter mungkin cocok untuk masalah perilaku tertentu, tetapi dampaknya dapat membuat anak merasa tidak punya kebebasan berpikir, tidak bisa membuat keputusan sendiri, takut membuat kesalahan, dan tidak percaya diri.
Baca juga : RUU Disahkan, Peluang Baru bagi ASN di Daerah 3T
3. Mengasuh Anak authoritative
Pola asuh authoritative adalah yang paling disarankan oleh para ahli. Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten, tanpa menggunakan kekerasan. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini mendorong diskusi dengan anak, menjelaskan alasan di balik aturan, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanggung jawab atas pilihannya.
Dampak dari pola asuh authoritative meliputi keterampilan sosial yang baik, kemampuan menyelesaikan masalah, kemudahan berkolaborasi dengan orang lain, tingkat percaya diri yang tinggi, dan kreativitas yang berkembang.
Mau Sertifikat 34 JP : Inovasi Pembelajaran Digital dalam Kurikulum Merdeka
4. Mengasuh Anak uninvolved parenting
Selain ketiga pola asuh utama di atas, ada juga pola asuh yang tidak terlibat, yang di sebut sebagai uninvolved parenting. Gaya pengasuhan ini ditandai oleh kurangnya tuntutan, respons yang rendah, dan komunikasi yang sangat terbatas antara orang tua dan anak.
Orang tua dalam pola asuh yang tidak terlibat memenuhi kebutuhan dasar anak, tetapi tidak terlibat dalam kehidupan mereka. Mereka mungkin tidak memberikan bimbingan, struktur, aturan, atau dukungan yang cukup. Anak-anak dalam keluarga ini diharapkan untuk membesarkan diri sendiri.
Meskipun pola asuh ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti masalah kesehatan mental orang tua atau kesibukan yang berlebihan, dampaknya adalah kurangnya perkembangan sosial dan emosional anak.
Baca juga : Kejutan untuk Pensiunan PNS Golongan I hingga IV, Akan Mendapatkan Bonus Pada November 2023!
Pola Asuh yang Ideal
Tidak semua orang tua dapat mengikuti satu jenis pola asuh secara konsisten. Terkadang, situasi memerlukan pendekatan yang berbeda. Namun, pola asuh authoritative cenderung menjadi yang paling ideal.
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh authoritative cenderung memiliki anak yang percaya diri, sukses akademis, memiliki keterampilan sosial yang baik, dan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Dalam pola asuh ini, anak di beri kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka, sambil tahu bahwa orang tua akan selalu mendukung mereka. Hal ini juga membantu anak dalam menghadapi konflik dengan cara yang lebih sehat, daripada menjadi egois atau memecahkan konflik dengan kekerasan.
Dalam penutupan, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa setiap anak unik dan mungkin memerlukan kombinasi pola asuh yang berbeda. Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih, dan mendukung perkembangan anak dengan positif.
Comments 1