Pembelajaran Multiple Intilegensi – Kodrat manusia dilahirkan dengan sempurna memiliki kemampuan yang dibawa sejak lahir, kemampuan berbahasa, bersosialisasi, bergerak, memahami baik dan buruk dalam bertindak dan berbagai kemampuan lain yang menunjukkan kecerdasan dan kematangan sesorang.
Cerdas menjadi tolak ukur dalam menilai kepribadian dan karakter seseorang. Adapun tingkat kecerdasan manusia digolongkan menjadi 8 kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner. Kedelapan kecerdasan yang diidentifikasi oleh Gardner (1993) dalam Winarti, 2013 adalah sebagai berikut:
- Linguistic intelligence (kecerdasan bahasa); yaitu kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.
- Logical mathematical intelligence (kecerdasan logika matematika); yaitu kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, kemampuan mencerna pola-pola logis dan numeris, kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.
- Visual spatial intelligence (kecerdasan spasial); yaitu kemampuan membayangkan dan mengimajinasi sesuatu.
- Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan gerakan jasmani); yaitu kemampuan menggunakan kecekatan tubuh untuk mengatasi masalah, menghasilkan produk, menggerakkan objek dan keterampilan fisik yang halus.
- Musical intelligence (kecerdasan musikal); yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri lewat lagu, mengerti dan memahami musik, menyanyi.
- Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal); yaitu kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara efektif, kemampuan untuk berempati dan memahami orang lain.
- Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal); yaitu kemampuan menganalisa diri sendiri, menggunakan perasaannya untuk membuat perencanaan dan tujuan.
- Naturalist intelligence (kecerdasan alam); yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.
Untuk mengembangkan kecerdasan, pendidikan memiliki tiga peranan penting, pertama, megenali kecerdasan setiap peserta didik secara dini; kedua, memberikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kecerdasan tersebut; ketiga, mengasah dan mengembangkan kecerdasan semua peserta didik secara optimal (Armstrong, 2004 dalam Winarti, 2013:16).
Dengan menerapkan pembelajaran multiple intilegensi, pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar, guru menguasai materi pelajaran, Guru menerapkan Strategi Pembelajaran yang mendidik, Guru menerapkan pendekatan saintifik, Guru Melaksanakan penilaian autentik, Memanfaatkan sumber belajar/Media pembelajaran, Guru memicu dan / atau memelihara keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran, sehingga guru merasakan senang dan mudah untuk mengelola pembelajaran di kelas.
Pengembangan karakter gotong royong, bernalar kritis, kreatif siswa dapat terlaksana dengan baik bahkan sangat sangat baik dikarenakan mereka dalam satu kelompok memiliki kecerdasan yang sama sehingga memudahkan mereka untuk berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok atau memecahkan masalah bersama dengan kemampuan yang sama.
Bahkan dari pengalaman penulis menemukan karakter siswa yang luar biasa dalam pengembangan kemampuan sesuai bakat dan minat mereka.
Juga dengan menerapkan pembelajaran multiple intiligensi siswa memberikan respon sangat senang terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, cara mengajar guru yang membuat mereka asyik dan menyenangkan mengikuti pelajaran, pembentukan kelompok dengan kecerdasan ganda (multiple Intiligence) memudahkan mereka mengerjakan tugas yang kompleks dengan memerlukan keterampilan bernalar kritis, seperti menyelesaikan soal yang memerlukan penalaran secara analitis matematis, mereka masih ingin selalu mengikuti pelajaran dengan cara belajar mengajar yang sama.
Sebagai seorang guru merasakan indahnya dengan menerapkan pembelajaran multiple intiligensi yang mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan mereka karena mudah untuk mengelola pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif dan inovatif dalam mengemukakan gagasan mereka masing-masing.
Di samping itu pengembangan karakter menjadi tujuan utama dalam penerapan pembelajaran multiple intiligensi yang membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran yang diterapkan guru.
Dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran multiple intiligensi yang diterapkan guru dapat membuat siswa senang mengikuti pelajaran begitu pula dengan guru dapat menjadi pengalaman yang menimbulkan kepuasan bathin karena dapat merasakan keberhasilannya dalam mengajar dan mendidik siswa-siswanya.
—
Daftar Pustaka
Campbell, Linda dkk.2004. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intuisi Press.
Winarti Atik.2013. Modul ”Cerdas”. Makalah tidak dipublikasikan
Alhamdulillah, terima kasih sudah menyumbangkan pemikiran yang telah membuka wawasan bagi para guru dalam memahami karakteristik dan intelegen siswa yang berbeda sebagai improvisasi untuk dijadikan alternatif dalam pembelajaran yang erpihak kepada peserta didik kita.
Sangat setuju… Dengan KBM melalui multiple intelligences membuka kemungkinan bagi setiap anak untuk belajar dan mencapai perkembangannya. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yg di harapkan.
Perbandingan kurikulum negara Indonesia dengan Internasional sangat membuka cakrawala wawasan istimewa.