Iklim sekolah adalah perpaduan kepemimpinan dengan interaksi perilaku personel di sekolah yaitu hubungan antara kepala sekolah dengan guru-guru, hubungan kepala sekolah dengan peserta didik, hubungan kepala sekolah dengan orang tua peserta didik, dan masyarakat di lingkungan sekitar. Kepala sekolah memiliki peran untuk menyeimbangkan itu semua.
Menurut silver menyebutkan perilaku kepala sekolah dapat mempengaruhi pengelolaan iklim sekolah yaitu; menciptakan jarak hubungan atau perilaku, menekankan produksi sekolah, membuat persahabatan, mempertimbangkan individualitas atau kemanusiaan.
Sedangkan dilihat dari perilaku guru, pencipta iklim sekolah dipengaruhi oleh empat aspek yaitu; perpecahan atau konflik, terlalu banyak urusan dengan ketatausahaan, persahabatan dalam bergaul dengan penuh kepercayaan bersahabat di luar pekerjaan dinas.
Dari hal itu, dalam mengerjakan tugas sekolah, kepala sekolah harus banyak bergaul dengan semua pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti bergaul dengan guru-guru. Di sini peran kepala sekolah adalah harus membangun keakraban dengan guru-guru, menjaga komunikasi yang baik dan bersahabat, sebab guru adalah pihak yang paling banyak komunikasi dengan siswa, yang kemudian dapat mempengaruhi iklim mengajar di kelas.
Hal tersebut juga dipengaruhi dengan kualitas pendekatan masing-masing guru tersebut. Dalam hal kepala sekolah menjalin keakraban dengan guru, usaha-usaha yang bisa dilakukan contohnya adalah dengan menghargai dan menjunjung prestasi seorang guru dengan berbagai bidang kesuksesannya, memberikan kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam musyawarah menentukan keputusan kebijakan suatu program sekolah.
Kepala sekolah juga perlu berperan untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Membangun keakraban dengan orang tua siswa, dan komite sekolah (dewan perwakilan orang tua siswa). Banyak terjadi di sekolah-sekolah, dimana komite sekolah dan orang tua siswa mau bergerak bersama untuk mendukung kualitas dan prasarana sekolah dengan cara menyumbangkan segenap tenaga, inpirasi, pikiran, atau uang sekalipun. Dalam hal ini, kemampuan kepala sekolah diuji untuk bisa menggerakan semua pihak masyarakat, orang tua siswa.
Misalnya suatu sekolah ingin melakukan pembangunan, ruang perpustakaan, panggung, ruang laboratorium, ruang musola sekolah, ruang uks, kalaupun semua nya itu tidak mencukupi dari hanya mengandalkan DANA BOS dari pemerintah, maka seorang peran kepala sekolah harus bisa mengajukan swadaya masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana di sekolah nya. Ini hal yang tidak mudah. Butuh proses untuk sampai komite sekolah dan lingkungan masyarakat mengerti.
Jika sebuah sekolah memiliki jumlah murid yang banyak, dan guru-guru sudah berstatus PNS dan PPPK, mungkin hal tersebut akan lebih ringan untuk dicapai. Tapi apabila sekolah di pelosok pedesaan, dengan jumlah murid sedikit dan guru honor nya banyak, tentunya hanya akan mampu mengandalkan dana BOS.
Begitulah pengorbanan dan tanggung jawab kepala sekolah. Bagaikan malaikat yang tak bersayap. Dan tidak terlihat bagaimana peran dan tanggung jawabnya untuk mencerdaskan peserta didik, menciptakan iklim sarana dan prasarana yang berkualitas untuk prestasi siswanya.
Apabila ada salah satu pihak yang merasa tersinggung, saya mewakili curahan hati para kepala sekolah mohon maaf yang sebesar-besar nya. Ini hanyalah suatu tulisan curahan hati kami, bukan ada maksud menjelekkan atau pun apapun itu.
Bagus bu, semoga para kepala sekolah dapat terinspirasi ya demi pendidikan kita.