1. Mengenal Pemikiran Komputasional & Scratch
Zulkarnain membuka sesi dengan menyambut peserta dari berbagai daerah. Ia memperkenalkan Pak Robby Sidik, seorang guru informatika dengan keahlian di bidang pemrograman, desain grafis, dan keamanan siber. Dalam sesi ini, dijelaskan konsep pemikiran komputasional, mencakup dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola, dan algoritma. Scratch diperkenalkan sebagai bahasa pemrograman visual yang ramah bagi anak-anak, membantu meningkatkan kreativitas, pemecahan masalah, serta minat mereka terhadap teknologi.
2. Scratch untuk Game Interaktif
Pak Siddiq menunjukkan cara membuat game menebak angka sederhana menggunakan Scratch. Dengan contoh ini, peserta belajar bagaimana mengidentifikasi pola dalam pemrograman dan mengembangkan pemikiran kritis dalam menyusun kode.
3. Mengelola Stres dalam Pembelajaran Coding
Dalam diskusi ini, peserta berbagi pengalaman mengenai tantangan mengajarkan coding kepada anak-anak. Pak Siddiq memberikan solusi dengan memperkenalkan metode belajar yang lebih menyenangkan, seperti menggunakan game dan eksperimen langsung. Salah satu peserta, Fatkhul dari Magelang, menanyakan tentang pengajaran coding di SD. Pak Siddiq menyarankan situs Code.org sebagai sumber referensi yang menarik secara visual.
4. Integrasi Coding dan AI dalam Kurikulum Sekolah
Coding tidak hanya dapat diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, tetapi juga dapat dikombinasikan dengan pelajaran lain seperti matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Pemerintah juga berencana memberikan pelatihan bagi para guru untuk mengimplementasikan kurikulum ini.
5. Canva sebagai Alat Pembelajaran
Muzammil berbagi pengalamannya menggunakan proyektor di kelas dan ingin mengeksplorasi Canva lebih lanjut. Pak Siddiq menjelaskan bahwa Canva dapat digunakan untuk membuat materi ajar yang menarik, serta bagaimana program lain dapat memberikan fitur tambahan yang lebih canggih.
6. Scratch untuk Berbagai Tingkatan Usia
Peserta membahas penerapan Scratch untuk siswa junior dan menengah. Abdul Malik bertanya apakah Scratch cocok untuk siswa SMA, dan Pak Siddiq menjelaskan bahwa Scratch lebih ideal untuk anak-anak dan remaja awal, sementara siswa SMA lebih disarankan menggunakan bahasa pemrograman seperti Python.
7. Scratch vs Code.org untuk Anak-anak
Perbandingan antara Scratch dan Code.org dibahas dalam sesi ini. Kesimpulannya, Scratch lebih interaktif untuk anak-anak yang baru belajar coding, sementara Code.org dapat digunakan sebagai tahap awal sebelum melanjutkan ke bahasa pemrograman lain yang lebih kompleks.
Penutupan & Rekap
Di akhir sesi, Pak Siddiq mengucapkan terima kasih atas antusiasme peserta dan mendorong mereka untuk terus belajar dan bertanya jika menemui kesulitan. Zulkarnain mengapresiasi partisipasi semua peserta dan menginformasikan bahwa rekaman webinar akan tersedia di YouTube untuk ditonton kembali.
Sesi pun diakhiri dengan harapan agar lebih banyak guru dapat menerapkan pembelajaran coding yang menyenangkan dan efektif bagi anak-anak.
Scracth merupakan media yang sangat membantu peserta didik SMP / MTs dalam menunjang keberhasilan belajar dalam rangkah mengasa ketajaman dan kejelian dalam berpikir komputasional. Namun scratch yang saat ini diperkenalkan dan dipaparkan oleh bapak Muhammad Robbi Sidiq, S.Kom sebagai nara sumber Webinar seyogyanya materi beliau di kemas kedalam dimensi regili agar mudah di aplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolah maupun madrasah yang berbasis agama maupun pesantren.
Pembelajaran ini juga sangat efektif dan kreatif manusia kalau mengikuti dengan benar.