Tantangan Masa Depan Kurikulum Merdeka. Terdapat dua kata kunci dalam kurikulum merdeka yaitu, berkualitas dan berkeadilan. Tentunya, peserta didik harus tidak hanya sekolah tetapi bisa sekaligus berkembang dan bertumbuh agar bisa menstimulasi karakter maupun kompetensi dasar untuk masa depan. Berbanding lurus dengan tingginya antusiasme dari pengajar dan kepala sekolah yang mendaftarkan lembaganya untuk menerapkan kurikulum merdeka. Sehingga dapat menunjukan bahwa para pendidik juga mulai menunjukan kesadaran dalam menyediakan pembelajaran yang bermutu bagi para siswanya. Kurikulum merdeka bukanlah tujuan utama, tapi menjadi salah satu cara dalam menggapai cita-cita.
Baca Juga : Perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013
Selanjutnya, implementasi kurikulum merdeka pada satuan pendidikan yang tidak terlepas dari adanya kerjasama serta kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat yang menjadi bagian dari penyelenggaraan pendidikan. Nantinya, penerapan kurikulum merdeka akan dianggap berhasil jika bisa mengatasi learning loss (hilangnya pembelajaran) serta bisa meningkatkan kemampuan literasi serta numerasi siswa dengan cara menciptakan inovasi serta kreativitas satuan pendidikan.
Kurikulum merdeka, bisa membantu siswa dalam memperdalam pembelajaran, bagaimana relevansi teori dengan realita yang ada di lapangan. Sehingga ini akan memberikan lebih banyak fleksibilitas serta dapat meningkatkan pendekatan tim/kolaborasi dari guru dengan latar belakang yang berbeda. Sama halnya dengan orang yang berkumpul dalam sebuah kelompok, akan bisa saling belajar satu sama lain.
Baca Juga : Metode Agar Lebih Produktif
Sekolah Penggerak dan Sekolah Mandiri
Dalam penerapan kurikulum merdeka akan ditemukan perbedaan. Untuk sekolah dengan label penggerak yang kepala sekolahnya mengikuti seleksi, akan mendapatkan dukungan langsung dari Kemedikbudristek dan dinas pendidikan daerah.
Nantinya, dalam kurun waktu tiga tahun, terdapat pelatih ahli, in house training serta program pendampingan. Bahkan, akan mendapatkan dukungan pendanaan agar dapat mempersiapkan transformasi. Tetapi, ada pula daerah yang mendesak sekolah-sekolahnya untuk turut bergabung menjadi pelaksana IKM secara mandiri. Tentunya, lembaga pendidikan tersebut, tidak akan mendapatkan pengarahan, pendampingan serta pembimbingan yang memadai dari Kemendikbudristek maupun dinas pendidikan daerah.
Baca Juga : Kursus Gratis Praktik Baik Self Healing Untuk Anak
Padahal, untuk sekolah penggerak ataupun yang mandiri, keduanya sama-sama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Sehingga ini akan menjadi sebuah tantangan untuk tidak perlu membeda-bedakan sehingga akan keluar jauh dari substansi awal kurikulum merdeka.