Persaingan guru dengan kecerdasan buatan
Sebagai seorang guru bimbingan dan konseling yang bertugas di sebuah sekolah negeri Kebetulan di tempat saya bertugas tidak ada jam khusus BK di sana. Jadi kita hanya manfaatkan jam istirahat untuk konseling individu dan bimbingan klasikal saat ada kelas yang kosong Suatu ketika saya berkesempatan masuk dalam sebuah kelas, awalnya saya ingin membagikan materi yang umum. Namun karena saya melihat suasana kelas tidak begitu kondusif. Saya pikir, sepertinya enak juga bawa materi yang lain. Saya berpikir tentang sebuah materi yang bisa meningkatkan kesadaran mereka untuk terus belajar, dan sepertinya saya dapatkan itu.
Sebelum saya mulai saya bertanya pada masing-masing siswa untuk menjelaskan cita-cita mereka kebanyakan menjadi guru TNI dokter dan sebagainya. Setelah semua selesai saya mulai bicara. tahukah kalian bahwa mungkin suatu hari nanti profesi saya saat ini tidak lagi ada. Dua dekade terakhir teknologi berkembang dengan begitu pesat, memang ini terdengar sangat bagus, Tapi siapa sangka cepatnya laju perkembangan teknologi tersebut memiliki konsekuensi yang harus kita tanggung. Sayangnya kita tidak memiliki pilihan untuk menghentikan atau memperlambat laju perkembangan teknologi tersebut.
Suka atau tidak siap atau tidak. Anda harus menerima konsekuensi tersebut. Dulu banyak pekerja pabrik yang kehilangan pekerjaannya karena pekerjaannya telah digantikan oleh sebuah robot, yang bekerja secara mekanis, yang mampu bekerja dengan lebih efisien tanpa rasa lelah. Biaya bahan bakar dan perawatan pun jauh lebih rendah dibandingkan dengan upah pegawai pabrik, tentu saja produsen lebih memilih menggunakan tenaga robot dibandingkan tenaga manusia meskipun masih harus dioperasikan oleh manusia tapi jumlahnya sangat sedikit ini baru sekedar robot yang bekerja secara mekanis. Bagaimana jika peran manusia sebagai operatornya juga di gantikan dengan kecerdasan buatan, memang kecerdasan buatan yang lebih dikenal dengan istilah artificial intelegent atau AI. ini tidak akan mampu menandingi kecerdasan manusia buatan Tuhan bagaimanapun A.I. Ini buatan manusia yang tidak akan mampu melebihi kecerdasan pembuatnya. Namun Kalau anda perhatikan secara spesifik dalam hal khusus AI Mampu melakukannya melebihi kemampuan manusia contoh paling sederhana kemampuan kalkulator dalam berhitung, memang kalkulator tidak lebih cerdas dari manusia secara umum tapi secara khusus dalam hal berhitung setidaknya kalkulator lebih cerdas dari 99% manusia yang ada atau mungkin lebih dari itu Ingatkah kalian dengan kedatangan aplikasi gojek saat pertama kali masuk dalam pasar transportasi Indonesia gojek menawarkan solusi transportasi hanya dengan program yang tersemat dalam smartphone kita, bahkan kita enggak tahu persis seperti apa bentuk program yang tersemat dalam ponsel tersebut. Dari angin mereka membuat solusi untuk transportasi aplikasi tersebut mendapat sambutan hangat dari penggunanya.
Bukan Tanpa Alasan banyak orang merasa sangat terbantu dengan kehadiran aplikasi tersebut, awalnya pemerintah masih tidak mendukung adanya layanan transportasi model baru ini, karena dianggap tidak sejalan dengan rencana pemerintah untuk membangun MRT pada masa itu. Begitu juga dengan supir angkot bus becak dan yang lainnya merasa sangat dirugikan dengan kehadiran aplikasi ini, karena kehadiran gojek telah mengambil 70% pasar mereka, namun amarah mereka dengan segala aksi yang mereka lakukan untuk menjatuhkan gojek menjadi tidak ada artinya ketika pemerintah mendukung berjalannya aplikasi ini dengan kesepakatan perpajakan.
Dulu, transportasi umum itu dikuasai oleh Blue Bird sebuah perusahaan transportasi swasta yang begitu besar, dengan jumlah armada yang sangat banyak, tapi sekarang gelap namanya setelah kemunculan gojek.
Namun mereka tidak berhak untuk marah karena ini murni kesalahan mereka yang tidak mengikuti perkembangan zaman yang tidak berinovasi akan tergeser sampai jatuh pada masa ini. Untuk anda yang muda-muda sebaiknya bersiaplah karena persaingan akan semakin berat kedepannya dulu cerdas aja udah cukup karena anda hanya bersaing dengan manusia namun saat ini anda harus lebih dari sekedar cerdas sebab anda harus bersaing dengan kecerdasan buatan atau A.I. cerdas aja belum cukup, gimana yang ga cerdas?
Mau jadi apa kalian? Ucap saya pada siswa yang terpaku menatap saya kembali ke soal guru sejauh ini dunia pendidikan belum banyak tersentuh dengan perkembangan teknologi tapi aroma yang sudah mulai tercium, dengan kehadiran aplikasi ruang guru quipper dan sebagainya momentumnya mulai terlihat saat virus Corona menjadi pandemi hampir diseluruh belahan dunia dimana banyak guru hanya bisa memberikan tugas tanpa menjelaskan materi Apakah aplikasi sejenis ruang guru dan quipper mampu menjadi solusi dalam hal ini? Saat ini mungkin tidak Tapi bagaimana jika ruang guru dan Quipper tadi memperbarui aplikasi mereka dengan A.I.
Yang lebih canggih tentu, ini mengancam profesi guru. Bisa musnah karir guru. Dalam pergeseran dunia pendidikan tentu pemerintah lebih memperhatikan efisiensi jika mengajar 1000 siswa mungkin untuk dilakukan oleh satu orang guru, kenapa harus lebih? Disini mulai kelihatan keterbatasan guru dengan cara mengajar konvensional dan pemerintah tidak tidur, tentu mereka mulai melihat kelemahan pada sistem pendidikan konvensional. Wacana untuk memaksimalkan fungsi guru terbaik Melalui aplikasi itu sudah pernah ada namun tentu saja masih dikaji ulang kelayakannya. Pertanyaannya siapkah kita jika wacana ini benar-benar akan terjadi mampukah guru bersaing dengan kecerdasan buatan?
Dimana siswa hanya sekolah dari rumah melalui aplikasi dengan pengawasan orangtua adapun kegiatan sosial dilakukan di setiap akhir pekan dan ujian lisan sebulan sekali dengan guru-guru terpilih yang jumlahnya terbatas. terdengar seperti sebuah khayalan untuk satu ini tapi jangan lupa satu hal Bos Besar gojek saat ini jadi menteri pendidikan. Udah pada tahukan? Lantas apa saja yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan diri dengan laju perkembangan zaman yang begitu cepat? dan menjelma menjadi guru masa depan subscribe channel ini dan nantikan jawabannya di video berikutnya
Secanggih apapun teknologi ,munkin bisa menggantikan peran guru sebagai pengajar , tetapi tidak bisa menggantikan peran guru sebagai pendidik
Peran guru tidak akan pernah bisa tergeser oleh apapun juga,sebaik dan secanggih apapun teknologi zaman sekarang. Karena peran guru bukan cuman sekedar sebagai tenaga pengajar tetapi lebih kepada pendidik