Pada tahun ini pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) memasuki tahun ke-4. Soal-soal AN pun selalu tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun siswa masih sering kesulitan memahami soal AKM, terutama dalam soal bentuk literasi dan numerasi.
AN merupakan alat evaluasi sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) yang terdiri dari tiga Instrumen, yaitu: AKM (Asesmen Ketuntasan Minimal), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. AN merupakan alat ukur untuk meningkatkan mutu pada satuan pendidikan. Hasil asesmen nantinya tercermin dalam raport pendidikan.
AKM terdiri dari numerasi dan literasi. Ada lima bentuk soal, antara lain: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
Alasan Siswa Kesulitan Memahami Soal AKM
Soal-soal tersebut seringkali dikeluhkan oleh guru. Dalam kelompok kerja yang terdiri dari 10 sekolah dasar, kami melakukan pertemuan membahas tentang asesmen sumatif.
1. Pembahasan Soal AKM yang Masih Memperoleh Sedikit Jam di Sekolah
Pembahasan soal AKM yang masih mendapat sedikti jam sekolah juga menjadi alasan kenapa siswa kesulitan memahami soal AKM.
Ada usulan dari salah satu guru, agar soal sumatif yang dibuat seyogyanya mengacu pada soal AKM yang diujikan pada AN. Tanggapan dari anggota kelompok, sebagian besar memberi pernyataan bahwa mereka kesulitan dalam memberikan pemahaman soal-soal AKM. Pada akhirnya bentuk soal yang dibuat pun sebagian besar hanya pada level kognitif satu atau dua.
Soal-soal AKM jarang tersentuh oleh siswa kecuali menjelang pelaksanaan AN. Dalam hal ini, saya tidak bermaksud melakukan justifikasi terhadap guru. Realitanya, siswa hanya mampu memahami kalimat sederhana. Jika ada kasus baru, mereka mengalami kebuntuan dalam mencerna makna.
2. Kemampuan Literasi Siswa yang Masih Perlu Ditingkatkan
Literasi bukan hanya sekedar membaca. Inilah kelemahan mengapa siswa kesulitan memahami soal AKM. Mereka dapat membaca dengan lancar, namun kurang memahami isi kandungan bacaan. Mereka mampu mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan, tetapi tidak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika merunut pengertian Literasi sebagaimana termuat di laman kemdikbud. go.id (01/08/2024), literasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan bentuk-bentuk teks tulis. Literasi numerasi berkaitan dengan penggunaan simbol dan angka, siswa diharapkan mampu berpikir menggunakan konsep, prosedur dan fakta. Kemampuan memecahkan masalah merupakan muara yang memuat 3 konteks yaitu: personal, sosial budaya dan saintifik.
Walaupun literasi dan numerasi mempunyai makna yang luas, namun pada dasarnya adalah baca, tulis dan hitung. Cara berproses merupakan bagian yang terpenting dalam menemukan konsep. Untuk mengenalkan angka pada siswa kelas 1 tidak serta merta guru menuliskan angka di papan tulis dan siswa disuruh mengingat bentuk angka 5. Guru bisa melakukan aktifitas kontekstual dikemas dengan pembelajaran yang menyenangkan.
3. Kondisi Siswa yang Kompleks
Di lapangan kondisi siswa sangat kompleks. Walaupun sasaran AN siswa kelas 5 dengan sistem sampling, namun sebagai parameter keberhasilan satuan pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian pembelajaran sebelum pelaksanaan AN harus sudah dilalui dengan baik.
Secara logika, siswa yang menduduki kelas baru ataupun dalam pembahasan topik baru dalam pembelajaran harus memenuhi kemampuan prasyarat. Jika kemampuan tersebut belum terpenuhi maka tidak bisa mengikuti jenjang berikutnya.
Kurikulum Merdeka sangat memperhatikan Inklusivitas. Guru harus mampu melakukan inovasi yang berupa pembelajaran berdiferensiasi. Karena semua siswa mempunyai hak yang sama, namun memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Terjadilah ambiguitas pemahaman sehingga menimbulkan berbagai asumsi. Ada sebuah pernyataan “Semua siswa harus naik kelas, walaupun tidak bisa membaca”. Sebenarnya tidak sesederhana kalimat tersebut, Beberapa catatan perlu diperhatikan guru harus memberi perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan sehingga pada suatu saat kemampuan nya bisa menyamai dengan teman lainya.
Rentetan aktivitas secara berkesinambungan memerlukan inovasi. Guru kelas 5 yang mengampu siswa sebagai sasaran AN pun akan merasa kesulitan jika siswanya belum siap untuk diajak untuk belajar suatu topik, yakni berupa kemampuan prasyarat.
Pemahaman memerlukan proses. Proses harus dikemas sedemikian rupa sehingga siswa mengerti makna. Jika proses sudah dilalui, perlu ada aktivitas latihan-latihan sebagai langkah pembinaan dan pada akhirnya dilakukan pengembangan.
4. Kerjasama antar Guru dengan Dinas Pendidikan Kota/Provinsi Perlu Ditingkatkan
Dalam hal ini peran pendidikan sangat penting. Kompetensi guru terus dikembangkan. Kemdikbud Ristek telah menjembatani dengan menyediakan aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar). Di dalam Platform tersebut, sudah tersedia berbagai fitur mulai dari perangkat ajar, asesmen, pelatihan-pelatihan, komunitas dan sebagainya.
Kepala satuan pendidikan merupakan kunci dalam melakukan dorongan serta pembinaan kepada para pendidik. Kolaborasi yang berkesinambungan menjadi titik terang dalam menyelesaikan masalah. Rendahnya daya baca bukan masalah individu atau kelompok namun sudah menjadi ranah nasional yang melatarbelakangi adanya AN.
Sebagai acuan adalah rapor pendidikan sebagai upaya melakukan perbaikan. Cara mengajar guru, sarana dan prasarana, pemanfaatan kelompok belajar dan ruang diskusi. Pemanfaatan PMM sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman Literasi dan numerasi siswa. Point yang terpenting ada kemauan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab.
Sekarang juga harus diisi dengan syarat dengan ktp kk
pmm sangat efektif untuk pemahaman literasi dan numerasi belajar siswa.
Terima kasih bapak Adi Waluyo atas ilmu yg diberikan kepada kami, ilmu yg sangat bermanfaat dan Insyaallah berkah, Materi seminarnya sangat bagus dan sangat membantu sekali dalam kegiatan pembelajaran di luar maupun disekolah.
Terima kasih Pak karena dengan mengikuti seminar Saya sebagai tambah ilmu dan dapat mengetahui mengapa siswa kami ada yang sangat lamban dalam belajar
Dengan mengikuti seminar ini saya memahami kesulitan siswa dalam menjawab soal ANBK.
Dengan mengikuti seminar ini saya mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal ANBK
Terimakasih atas penjelasannya dengan mengikuti seminar ini saya jadi mengerti dengan kesulitan siswa.
Siswa kurang termotivasi dari pihak keluarga maung lingkungan. Maka perlu mencari solusi agar anak bisa termotivasi utk belajar
Alhamdulillah dengan adanya Diklat Nasional/ Seminar tentang cara mengetahui dan menyikapi kesulitan siswa belajar maka guru bisa lebih relevan dalam menangani hal tersebut karena sudah pernah mendapatkan penjelasan dari narasumber-narasumber yang hebat dalam memberikan keterangan dalam seminar terima kasih banyak saya ucapkan
Mengadakan observasi kelas periksa mata dan pendengaran, mengadakan wawancara dgn ortu
Kami sangat berterima kasih kepada dinas pendidkan dengan adanya GPK(guru pembimbing khusus) sangat membantu sekolah dalam menanggani siswa yang mengalami kesulitan belajar
Terima ksh kpd seluruh pelaksana seminar,ttg kesulitan belajar yg di hadapi oleh siswa/siswi dgn adanya seminar ini kami selaku guru dapat banyak referensi dan pengetahuan baru ttg cara membimbing murid agar semangat untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas belajar nya dan dpt membantu utk pembimbingngan, siswa kedepan hari.
Dengan adanya modul seminar ini saya merasa luar biasa dampak positifnya ttg penambahan pemahaman dalam hal tujuan ANBK di lakukan di setiap satuan pendidikan baik tingkat dasar,menengah dan atas, sehingga dpt membantu utk pengembangan kualitas lingkungan satuan pendidikan menuju mutu sekolah dan warga sekolah yang maju dan berkualitas.
Dengan adanya seminar ini saya lebih tahu apa tujuan dan maksud AMBK
Sangat bersyukur adanya swminar ini tentang AMBK menambah pengetahuan ttg AMBK
Sangat bersyukur dengan adanya webiner tentang ANBK akan bertambah pengetahuannya