Pembelajaran Berdiferensiasi – Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan.
Adapun tujuan pembelajarannya antara lain siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, siswa dapat menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan dan Bahasa negara, siswa dapat memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
Dalam hal ini, membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang berguna untuk merealisasikan tujuan tersebut.
Di SD Negeri 2 Mangunrejo tepatnya kelas 3 semester 1, terlihat adanya berbagai permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satunya adalah perbedaan tingkat kemampuan membaca dan menulis.
Di dalam satu kelas ada siswa yang sudah sangat lancar membaca dan menulis, tetapi ada juga yang masih kesulitan dalam memahami teks sederhana. Permasalahan ini membuat pembelajaran kurang efektif karena siswa yang lambat dalam membaca dan menulis sering tertinggal, sementara siswa yang lancar membaca dan menulis malah cepat merasa bosan.
Untuk mengatasi masalah ini saya mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Saya membagi siswa ke dalam kelompo-kelompok kecil berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Siswa yang sudah lancar membaca dan menulis diberikan tugas yang lebih menantang, sementara siswa yang masih kesulitan membaca dan menulis saya berikan bantuan tambahan seperti latihan membaca dan menulis teks yang lebih sederhana dan saya juga memberikan bimbingan individu kepada mereka.
Saya juga mulai menggunakan metode teaching at the righ level (TaRL) atau lebih dikenal dengan pengajaran yang berpusat pada siswa (student Center) yang berfokus pada memberikan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berdasarkan kemampuan siswa dan mengacu pada tingkatan capaian siswa, bukan hanya berdasarkan kurikulum semata atau capaian pembelajaran secara umum.
Selain itu, saya mencoba menciptakan lingkungan kelas yang mendukung yaitu lingkungan kelas yang mendorong siswa untuk saling membantu teman-teman yang masih kesulitan membaca dan menulis, sehingga mereka merasa lebih percaya diri dan sangat terbantu sehingga mereka tidak malu bertanya lagi.
Dengan adanya penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi ini, saya melihat dan menemukan adanya peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa yang signifikan. Hal itu terlihat dengan adanya siswa yang tadinya kesulitan membaca dan menulis sudah mulai menunjukkan perkembangan yang jelas dan nyata, dan sementara itu siswa yang sudah lebih lancar membaca dan menulisnya merasa lebih terlibat lebih berperan karena mereka mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Secara umum, suasana kelas menjadi lebih inklusif dan positif, dimana semua siswa merasa dihargai dan merasa dilibatkan penuh dalam pembelajaran yang saya terapkan.
Setiap siswa itu memiliki kebutuhan belajar yang berbeda dan yang penting yaitu guru harus peka terhadap hal-hal seperti ini. Saya belajar bahwa dengan saya memberikan perhatian khusus dan strategi pembelajaran yang tepat, semua siswa bisa berkembang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, saya juga dapat menciptakan kolaborasi antar siswa yang juga sangat membantu meningkatkan rasa saling percaya antar teman dan dapat memperkuat ikatan diantara mereka. Pembelajaran berdiferensiasi yang saya terapkan ini ternyata sangat efektif dalam menciptakan kelas yang inklusif dan kelas yang harmonis disamping adanya peningkatan kemampuan siswa dalam hal membaca dan menulis.