Pentingnya berpikir kritis menjadi bagian dari tanggung jawab moral seorang guru, terutama dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Guru perlu selalu mencari apa yang kurang, keliru, atau bisa dioptimalkan dalam proses pembelajaran. Sebagai penggerak budaya diskusi yang sehat, berpikir kritis harus dikembangkan baik di kalangan guru maupun siswa. Meskipun berpikir kritis adalah tujuan mulia, implementasinya sering terasa sulit, terutama dalam sistem pendidikan yang terikat oleh birokrasi dan aturan pemerintah.
Kurikulum selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, namun sering kali dianggap berubah setiap kali ada pergantian menteri. Faktanya, ada benang merah yang tetap terjaga dalam setiap kurikulum. Misalnya, konsep “fokus pada siswa” yang menjadi ciri Kurikulum Merdeka sebenarnya sudah ada sejak program CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) di masa lalu. Kurikulum memang diperbarui, tetapi inti utamanya tetap mendukung siswa. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang kurikulum membuat kita tidak mudah bingung oleh perubahan nama atau konsep.
baca juga : Peran Guru Sebagai Pengembang Kurikulum
Seorang guru yang paham akan esensi kurikulum akan lebih siap menghadapi perubahan kebijakan atau aturan yang sering kali dipengaruhi faktor politik. Yang terpenting bukanlah nama kurikulum, tetapi substansi yang mendukung proses belajar siswa. Jika seorang guru sudah menguasai esensi tersebut, maka perubahan tidak akan mengganggunya. Fokuslah pada substansi, bukan pada lapisan luar yang sering kali membingungkan.
Guru adalah “kurikulum yang hidup,” artinya kurikulum yang berhasil adalah kurikulum yang diterapkan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan kelas. Kurikulum yang ditulis pemerintah hanya berupa pedoman, namun guru adalah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kelasnya. Penting bagi guru untuk tidak terlalu sibuk membandingkan diri dengan kelas atau sekolah lain, tetapi fokus pada pengembangan di kelas masing-masing. Inilah yang dimaksud dengan “berpikir merdeka” dalam pengelolaan kelas.
Perdebatan tentang apakah individu atau sistem yang lebih penting dalam pendidikan tidak pernah berakhir. Keduanya harus bekerja sejalan. Guru sebagai individu memegang peran penting, namun tetap beroperasi dalam sistem yang lebih besar. Misalnya, ketika ada siswa yang kesulitan belajar, perhatian tidak hanya harus diberikan pada siswa tersebut, tetapi juga pada dukungan struktural dari sekolah, guru, dan orang tua. Semua elemen ini harus bekerja bersama untuk mendukung siswa.
Guru juga perlu menjadi agen yang memperjuangkan keadilan, kebebasan, dan kesetaraan dalam pendidikan. Nilai-nilai ini membentuk dasar pemikiran kritis yang harus dimiliki seorang guru. Dengan terus berkembang, guru akan mampu menerapkan pemikiran kritis dalam pengajaran sehari-hari. Hal ini mendukung terciptanya pendidikan yang lebih baik, di mana perbaikan dan evaluasi terus dilakukan sepanjang waktu.
baca juga : Upaya yang Harus Dilakukan Guru untuk Keterampilan Berpikir Kritis
Kitik dan Autokritik
Ada perbedaan antara kritik dan autokritik. Kritik adalah ketika kita mengkritik pihak eksternal seperti pemerintah atau sistem, sedangkan autokritik adalah refleksi diri atau mengkritik lingkungan di mana kita terlibat langsung. Dalam pendidikan, autokritik jauh lebih penting karena guru adalah pelaku utama di dalam sistem. Dengan melakukan autokritik, seorang guru dapat lebih memahami permasalahan yang ada dan menemukan solusi yang lebih tepat.
Autokritik adalah inti dari kurikulum yang seharusnya dijalankan oleh setiap guru. Dengan terus mengevaluasi diri, guru bisa tumbuh dan memperbaiki cara mengajar. Autokritik memberikan dampak yang lebih nyata dibandingkan dengan sekadar mengkritik pihak luar. Oleh karena itu, penting bagi setiap guru untuk selalu melakukan evaluasi diri sebagai bagian dari proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Kritik terhadap diri sendiri dalam konteks pengajaran bisa menjadi titik awal yang penting untuk memperbaiki kualitas kelas. Ketika kita mulai melakukan autokritik, seperti menilai bagaimana suasana kelas kita, kita bisa bertanya, “Mengapa kelas ini terasa tidak seru?” Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa kita sudah mulai melakukan evaluasi. Misalnya, saat membuat laporan aksi nyata, kita harus menilai apakah aksi tersebut hanya sekadar formalitas. Jika kita mulai berpikir seperti itu, maka kita sudah menjadi guru yang berkomitmen untuk melakukan autokritik, dan itu adalah langkah yang sangat baik.
Autokritik dan kritik berkorelasi dengan cara kita memahami berbagai lapisan fenomena di kelas. Dalam konteks ini, membaca berlapis menjadi penting. Sebagai contoh, kita bisa melihat permukaan kelas kita yang tampak beragam, dengan beberapa bagian yang menonjol dan lainnya yang tidak. Sebagai guru, kita perlu menyelami lebih dalam untuk memahami mengapa siswa kita berperilaku demikian. Mungkin ada masalah pada aspek materi ajar yang kita sampaikan atau pada sumber daya yang tersedia. Dengan analisis yang mendalam, kita bisa menemukan akar masalahnya, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat.
Mengerti kurikulum Merdeka berarti kita harus berusaha memahami berbagai lapisan dalam fenomena yang terjadi di kelas kita. Dalam hal ini, penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap keadilan, kebebasan, dan kesetaraan di antara siswa. Kita harus menyadari bahwa tidak mungkin semua siswa berada pada posisi yang sama. Mereka bukan robot; masing-masing membawa latar belakang dan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, mencari keadilan dan kesetaraan di dalam kelas menjadi tugas yang kompleks, dan inilah yang harus kita pikirkan secara kritis.
Berpikir kritis berarti terus-menerus mencari kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika kita melihat ada siswa yang tertinggal, kita perlu mempertanyakan alasan di baliknya. Apakah mereka merasa terdiskriminasi? Apakah mereka mendapatkan fasilitas yang cukup? Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat membantu siswa dengan lebih baik. Menemukan dan memahami kekurangan siswa adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru yang berpikir kritis.
Sering kali, ada miskonsepsi tentang konsep pendidikan yang kita miliki. Di media sosial, misalnya, kita sering melihat perdebatan tentang hal ini. Mungkin ada beberapa konsep yang sederhana namun sering disalahartikan. Untuk membantu kita memahami, saya akan membagi konsep ini menjadi enam bagian: asesmen formatif, asesmen sumatif, diferensiasi, administrasi, fase peserta didik, dan konten digital. Dengan memahami inti dari masing-masing konsep, kita bisa lebih baik dalam mengkritisi kurikulum.
Asesmen seharusnya tidak hanya dilihat sebagai penilaian terhadap siswa, tetapi lebih sebagai alat untuk memahami kekurangan mereka. Misalnya, jika seorang siswa mendapatkan nilai tinggi namun kesulitan memahami materi di kemudian hari, maka nilai tersebut tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, kita perlu berfokus pada bagaimana kita bisa membantu siswa, bukan hanya pada penilaian semata.
Diferensiasi dalam Pembelajaran
Diferensiasi dalam pembelajaran juga penting. Ini bukanlah hal baru, melainkan ajakan untuk menggunakan metode yang beragam dalam mengajar. Dengan membuat materi ajar yang bervariasi, kita bisa lebih mudah menjangkau siswa yang berbeda-beda. Pada akhirnya, ini adalah tentang membantu mereka, bukan sekadar memenuhi standar administrasi.
Terkait dengan administrasi, harapan saya adalah agar kita bisa mencapai suatu titik di mana administrasi tidak menjadi beban. Di dalam kurikulum Merdeka, penting untuk fokus pada tujuan pembelajaran yang sebenarnya. Kita perlu mempertimbangkan kebutuhan siswa sebagai individu dan juga sebagai bagian dari struktur yang lebih besar dalam pendidikan.
Selanjutnya, kita harus memahami bahwa tidak semua masalah di kelas adalah kesalahan individu. Kadang, kita perlu melihat secara struktural untuk memahami mengapa seorang siswa mungkin tidak bisa naik kelas. Kita harus berani mengkritisi sistem yang ada dan bukan hanya menyalahkan siswa atau guru. Hal ini penting agar kita bisa memberikan penilaian yang adil dan berdasarkan bukti yang kuat.
Dalam konteks konten digital, penting untuk kita melihat fenomena ini dengan kritis. Banyak konten yang dihasilkan mungkin tidak mencerminkan kondisi nyata di kelas. Ketika kita hanya menampilkan hasil yang baik, kita melewatkan kenyataan bahwa ada banyak siswa yang mungkin tidak mencapai hasil tersebut. Guru yang benar-benar sadar akan tanggung jawabnya tidak akan menonjolkan keberhasilan semata.
Aksi nyata dalam pendidikan juga sering kali terlihat seperti formalitas. Misalnya, ketika guru melakukan aksi nyata hanya untuk mendapatkan foto dan dokumentasi, itu mencerminkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya aksi nyata. Kita harus berani berbicara tentang kenyataan, dan tidak hanya berfokus pada citra yang ingin ditampilkan.
Segala Sesuatu Pasti Memiliki Kekurangan
Kita semua tahu bahwa setiap kurikulum yang diterapkan bisa saja terjebak dalam manipulasi, dan itu bisa merugikan pendidikan. Jika dianggap segala sesuatunya sudah baik dan aman, lalu apa yang perlu diperbaiki? Logika ini tidak tepat, karena di balik itu semua, ada banyak tantangan yang perlu dipahami. Penting untuk menyadari adanya masalah; jangan sampai tindakan hanya menjadi formalitas belaka. Diperlukan keberanian untuk mengakui bahwa ada kekurangan, agar bisa berkembang bersama dalam menghadapi tantangan tersebut.
Hal yang sering kali disalahpahami adalah pentingnya memiliki pikiran kritis dan mau melakukan autokritik untuk mengatasi masalah-masalah ini. Ini sangat penting. Ditekankan bahwa perlu menyingkirkan hal-hal administratif yang tidak relevan dan fokus pada pengembangan modul ajar serta hal-hal yang lebih esensial.
Pendidikan adalah tentang objek yang hidup—yaitu siswa. Dalam konteks ini, ada pembelajaran yang diambil dari Ibu Kareli, seorang dosen filsafat yang fokus pada pendidikan anak. Dia memberikan perspektif menarik tentang kurikulum dan bagaimana menghadapi tantangan ini dalam debat pendidikan. Jika membahas objek hidup seperti siswa, perlu diingat bahwa mereka selalu berubah dan bergerak.
Sementara itu, teori-teori pendidikan sering kali terlihat sederhana. Misalnya, konsep keadilan, kebebasan, dan kesetaraan tampak mudah untuk dibicarakan, tetapi sangat rumit untuk diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa teori dan praktik sering kali tidak sejalan, terutama ketika berhadapan dengan siswa yang memiliki kebutuhan dan kondisi berbeda-beda.
Dalam pengajaran, jika hanya bergantung pada satu pendekatan atau teori, akan sulit untuk mencapai hasil yang diinginkan. Setiap saat, siswa mengalami perubahan. Misalnya, jika mereka lapar atau lelah, perhatian mereka bisa beralih. Oleh karena itu, penting untuk menghindari terjebak dalam administrasi yang berlebihan, karena itu tidak relevan dengan realitas yang dihadapi.
Ketika berbicara tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sering kali estimasi waktu terlalu optimis. Misalnya, tidak bisa berharap siswa akan terfokus dalam 15 menit tanpa memperhitungkan banyak faktor yang mempengaruhi perhatian mereka. Siswa adalah makhluk hidup, bukan objek mati yang dapat diukur dengan pasti.
Yang terpenting dalam kurikulum adalah memahami kelas secara mendalam. Mari fokus pada bagaimana membantu siswa. Jangan terjebak dalam kebingungan tentang perubahan kurikulum; sebaliknya, lihatlah siswa-siswa dan kondisi mereka saat ini.
Akhir kata, berpikir kritis berarti selalu mencari tahu apa yang kurang. Alih-alih membanggakan hasil yang baik, perlu memperhatikan mereka yang masih memerlukan perhatian. Mari fokus pada apa yang tidak adil, tidak bebas, dan mendiskriminasi, serta berikan bantuan kepada mereka. Itulah peran sebagai pendidik. Terima kasih, semoga ini bisa membantu menanamkan jiwa kritis dalam pendidikan.
baca juga : Kemampuan Berpikir Kritis untuk Mengatasi Miskonsepsi Guru sebagai Pengembang Kurikulum
Terima kasih Pak telah berbagi materi ,untuk menjadi panduan bagi saya ke depannya🙏
Ilmunya bagus untuk kemajuan saya, dan penyampaian materinya sangat bagus dan mudah di pahami
Terimakasih pak sudah berbagi ilmu🙏
Terimakasih pak sudah berbagi ilmu🙏
Hadir menyimak
Pemaparanya sangat bagus dan sangat inspiratif
Terima kasih pak telah berbagi ilmu.
Ilmunya bagus…sebagai inspirasi bagi saya dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
Terima kasih pak SDH berbagi materi,,untuk menjadi paduan untuk saya
Terima kasih telah memberi materi yang sangat membantu saya.
Terima kasih pak SDH berbagi materi,,untuk menjadi paduan untuk saya dan sangat bermanfaat untuk kedepannya
Terima Kasih Pak atas muatan materi pengetahuannya.
Ya saya sangat berterima kasih kepada pemberi materi karena telah memberikan masukan² yg akan membuat guru² menjadi tahu dimana letak dari miskonsepsi guru , tetapi yg sangat di sayangkan ketika guru mendapatkan solusi yang baik masih saja tidak bisa mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran dikarenakan adanya keterbatasan fasilitas ataupun acuh nya anak terhadap guru,maka dari itu tujuan yg diharapkan belum sepenuhnya tercapai
Sekian terima kasih.
Terima kasih bapak sudah berbagi materi,sangat bermanfaat bagi kami sebagai guru
Terimakasih kasih atas materi yg telah diberikan sebagai bahan acuan kami yg mana selama ini sy pribadi menaksan petunjuk yg kurang pas terhadap siswa tdk belajar dari kurikulum yg berada pada diri guru yg selalu menekan pada kurikulum yg tdk sesuai keadaan lingkungan
Terima kasih bapak ilmunya semoga bermanfaat ,terutama bagi saya sendiri dan untuk orang lain.
Terimakasih pak atas ilmunya, mudah mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi bapak yang menyampaikan
Trima kasih ilmunya, semoga menjadivilmu yang sangat bermanfaat bagi kami
Trimksih atas ilmunya pa…. Kehadiran guru di dalam kelas memang sangat berpengaruh kepada keberhasilan anak, karena guru adalah roll model untuk anak didik. Ayo semangat guru2 hebat walaupun kerjaan banyak perhatian kehadiran kita sangat mempengaruhi.
Terimakasih sudah berbagj ilmu untuk menambah pengetahuan, dan dapat bermanfaat
Terima kasih ilmunya pak
saya berterimakasih kepada pemberi materi karena telah memberikan penjelasan yang sangat relevan, dengan berpikir kritis dan perubahan kurikulum bukan berarti guru harus memaksakan diri untuk sempurna tetapi sejatinya menjadikan guru adalah kurikulum hidup yang sangat berguna yang sangat bermakna bagi masa depan anak anak bangsa
Alhamdulillah saya sangat berterima kasih kepada pemateri yang telah memaparkan tentang bagaimana cara berpikir kritis tidak hanya tertumpu kepada murid yang berprestasi tapi kepada murid yang tidak berprestasi pun ada ke adilan dengan memberikan bantuan …dan melihat kondisi kelas tentang apa yang harus dilaksanakan supaya terus menerus ada perubahan positif
Kami tentunya banyak kekurangan dalam hal pengembangan ilmu,pengetahuan ini, dalam penerapanan, secara totalitas,mengenai kurikulum baru,yang begitu intelektualitas,sehingga perlu adanya kemampuam berpikir, yg konsen dan harus,kontinue mempelajarinya agar mampu di terapkan di sekolah khusus kepada peserta didik agar tak ketinggalan dalam mencerdaskan kehidupann bangsa,terima kasih.
Saya berterima kasih kepada pemateri yg telah menjelaskan dengan gamblang mudah mudahan bermanfaat Amien
Materinya cukup menyegarkan dan memberi inspirasi tentang mengapa dan bagaimana kurikulum itu ada. Guru sebagai pengajar di kelas harus secara merdeka menjalankan fungsinya menerjemahkan setiap perubahan peserta didik dalam melakukan proses belajar mengajar sesuai kebutuhan peserta didik.
Terima kasih untuk Pemateri yang telah berbagi.
Wassalam
Saya berterima kasih kepada pematerintah yg telah menjelaskan dengan gamplang, mudah mudahan bermanfaat Aamiin, semoga kedepannya lebih bermanfaat di dunia pendidikan, dan bisa berkembang.
Sangat menginspirasi materiya sebagai acuan dalam proses belajar,n terima kasih buat pemateri yang menjelaskan semua mudah dipahami
Sangat menginspirasi sebagai acuan untuk belajar dan mengajar,terima kasih buat pemateri karena sudah menjelaskan materi yang mudah dipahami semua orang
Terimakasih materinya sangatlah menginspirasi
smoga dapat menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar
terimakasih materinya sangatlah menginspirasi semoga dapat menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar
Terima kasih, ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya dengan pemaparan yang luar biasa,lugas dan jelas
Terimakasih pak sdh berbagi materi yang sangat luar biasa, sangat bermanfaat bagi kami kedepannya,
Thanks atas materi penting dalam membangun pendidikan utamanya membangun dari segala kekurangan yang terus diperbaiki dengan
Terimakasih pak sudah berbagi materi . yang sangat bermanfaat bagi kami. Dengan pemaparan yg jelas sehingga kita bisa memahami dalam berfikir kritis itu kita cari kekurangan nya serta solusinya
Terimakasih atas materinya…salam kenal…
Terimakasih Bapak, semoga ilmunya berkah barokah
Terima kasih buat pemaparan yang mengingatkan kami untuk senantiasa berpikir kritis untuk setiap perubahan kurikulum karena sejatinya pendidik harus menjadi penolong bagi semua siswa didalam menghadapi permasalahan sesuai perubahan jaman.
Materinya sangat baik dan bermanfaat
Bisa minta sertifikat
Hal ini menyadarkan saya akan pentingnya seorang guru yang sudah merasa terpanggil untuk menjadi pengembang kurikulum yang ada di dirinya,untuk dicurahkan kepada anak anak. Akan dibawa kemana anak anak kita arahkan ,kita sebagai guru yang menentukan.. Alhamdulillah sangat bermanfaat sekali ilmunya