Salah satu tema yang diusung dalam Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah adalah bangunlah jiwa dan raganya. Tema yang terinspirasi dari penggalan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang berbunyi: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, Untuk Indonesia Raya.
Para founding Father (Pendiri) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merancang negeri ini dengan sebuah ide yang sangat mendalam dan bermakna, yang tertuang dalam lagu kebangsaan. Sebuah lagu tercipta atas dasar dorongan daya juang yang kuat serta harapan dan doa yang disertai luapan emosi kecintaan terhadap negeri Indonesia.
Memaknai Kalimat “Bangunlah Jiwa dan Raganya.”
Kata “bangunlah jiwa dan raganya“ memiliki makna yang mendalam akan pentingnya pengembangan jiwa raga manusia agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Cita-cita mulia tersebut dapat terwujud dengan berkualitasnya Pendidikan yang tidak hanya mengedepankan aspek jasmani saja (kognitif) namun harus adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan ruhani.
Sangat ironis, karena dunia Pendidikan kita masih sangat jauh dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kata “bangunlah jiwanya”. Pendidikan di Indonesia penekanannya masih pada tahap kognitif, aspek apektif dan psikomotor masih terbengkalai, belum mendapat skala prioritas.
Pendidikan di Indonesia penekanannya masih pada tahap kognitif, aspek apektif dan psikomotor masih terbengkalai, belum mendapat skala prioritas.
Hal tersebut terbukti dengan berbagai macam model pembelajaran yang diterapkan di sekolah belum menyentuh tataran praktikal spiritualitas. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang semula diharapkan dapat melahirkan siswa-siswi yang berakhlakul karimah pun belum tercapai.
Sebuah upaya pemerintah melalui kementrian Pendidikan dan kebudayaan menggulirkan program P5 di setiap sekolah dengan bertemakan “bangunlah Jiwa dan Raganya diharapkan dapat membantu mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Bangunlah Jiwanya, merujuk pada pengembangan mental, spiritual, dan moral seseorang. Ini mencakup pendidikan karakter, nilai-nilai etika, serta pengembangan kepribadian yang baik. Dengan membangun jiwa, seseorang diharapkan memiliki kedewasaan emosional, kemampuan berpikir kritis, dan kesadaran sosial yang tinggi.
Menemukan Makna “Bangunlah Jiwa dan raganya” dalam Kegiatan Keagamaan di Sekolah
Kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah secara rutin seperti, sholat dhuhur berjamaah, sholat dhuha, berdoa sebelum belajar, pembiasaan bertadarus di awal pembelajaran setidaknya lambat laun dapat membentuk karakter siswa dalam jangka waktu yang lama.
Seperti halnya seorang pelajar muslim di saat mendapat bimbingan dari gurunya dalam melaksanakan sholat fardlu, dimulai dari takbirotul ihrom hingga salam serta bagaimana cara menghadirkan Allah dalam sholatnya agar sholatnya mendapatkan kekhusyuan. Siswa diminta fokus saat takbirotul ihrom disertai hati yang ingat hanya kepada Allah. Lalu kemudian siswa tersebut mempraktikannya pada waktu sholat dhuhur tiba dengan penuh kekhusyuan.
Demikian juga kegiatan yang bersifat rutinitas seperti berdoa pada saat apel pagi, sebelumnya siswa dikasih penjelasan dan dibimbing bagaimana caranya berdoa, agar berdoanya khusyu, agar doanya dikabulkan oelh Alah swt. Siswa digiring untuk menundukan kepala sambil hati berzikir kepada Allah, antara ucapan dan pikiran hanya Allah yang dituju.
Kegiatan inilah yang dapat menumbuhkan pribadi-pribadi yang kuat, pribadi yang selalu bersamaNYA, pribadi yang melaksanakan hukum-hukum Allah melalui ajarannya. Selama dalam ingatan siswa yang ada hanyalah Allah maka dari ingatan itu akan memberikan dampak pada ucapan, sikap dan perilaku sehingga yang muncul akhlak karimah, berbudi pekerti yang luhur.
Jadi, untuk membangun siswa yang sehat jasmani ruhani, maka harus dibangun ruhaninya dahulu, maka barulah tubuhnya. Sebagaimana pepatah bijak mengatakan dalam tubuhnya sehat terdapat jiwa yang kuat. Orang sakit jika hatinya bersedih maka Tingkat kesembuhannya akan lama, berbeda dengan orang yang sakit namun hatinya dibuat rang gembira, maka akan mempercepat Tingkat kesembuhannya.
Sementara istilah Bangunlah Badannya: Ini merujuk pada pengembangan fisik dan kesehatan seseorang. Ini mencakup aktivitas fisik, olahraga, serta perhatian pada kesehatan dan kebugaran. Kesehatan fisik yang baik adalah fondasi untuk kehidupan yang produktif dan penuh semangat. Karenanya kurikulum di sekolah masih mengedepankan aspek kognitif
Bangunlah badannya pada kegiatan P5 hampir di setiap tema mengacu pada kegiatan fiik, mengolah raga, mengasah pikiran, baik berkaitan dengan individu maupun secara organisasi. Proyek-proyek yang dilaksanakan dalam P5 dimaksudkan untuk membentuk siswa yang unggul secara akademis.
Walaupun demikian pihak sekolah gencar dalam mensosialisasikan P5 , mengingat hamper di setiap tema terdapat nilai-nilai yang harus diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena itu Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melalui tema bangunlah Jiwa dan Raganya diharapkan dapat menumbuhkan karakter akhakul karimah.