Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Belajar, saat ini bukan menjadi kewajiban lagi, tetapi telah menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi oleh seseorang. Belajar dapat dilakukan dimana saja, online atau offline semuanya memiliki sumbangsih yang sama dalam memaknai proses belajar. Sebab, belajar tidak hanya melibatkan diri sendiri dengan membaca buku sebanyak-banyaknya, tetapi belajar perlu juga melibatkan sesuatu yang berpengaruh langsung terhadap keberlangsungan kegiatan belajar tersebut. Misalnya kita harus membenahi sosialisasi kita terhadap orang yang lebih mengerti tentang apa yang kita pelajari. Agar pada setiap jejaknya kita tidak akan pernah melupakan jasanya dan mengetahui mana yang salah dan benar.
Baca Juga : Guru ? Apakah Cerminan darimu?
Kegiatan belajar hendaknya berdasarkan dengan penuh kesadaran, sehingga dalam prosesnya dapat memberikan transfer ilmu sebagai tujuan belajar tersebut. Pada era sekarang, semua pihak lebih menggandrungi pendidikan nonformal karena pelaksanaannya yang “bisa” bebas dan tidak terikat. Meskipun demikian, seringkali merasa miris jika menuntut pendidikan non formal menjadi setara dengan perilaku di sekolah formal. Contoh saja di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). PKBM merupakan pusat belajar bagi masayarakat tertentu yang masih membutuhkan pembinaan dalam belajar seiring dengan tuntutan zaman.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
PKBM memiliki konsentrasi program pendidikan, seperti keaksaraan, kesetaraan, dan kursus. Program keaksaraan diperuntukkan untuk masyarakat yang masih buta huruf, sedangkan kesetaraan merupakan program pendidikan yang intinya menghasilkan lulusan yang sama seperti sekolah formal, misalnya SMP dan SMA. Kemudian kursus yang merupakan pembinaan soft skill bagi masyarakat yang ingin mengasah kemampuannya dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Tidak hanya itu, pamong masyarakat juga mengaharapkan kegiatan di PKBM akan menjadi ladang pengabdian bagi masyarakat dapat berbagi ilmu.
Baca Juga : Terapkan Metode APLEN Agar Lebih Produktif
Namun, program yang ada di PKBM belum bisa menjawab semua keluhan masyarakat, karena terbatasnya fasilitas dari pemerintah penyelenggara. Padahal pada setiap PKBM masih membutuhkan adanya pembinaan dan pembiayaan untuk melangkapi sarana dan prasarana pelatihan demi keberlangsungan pembelajaran. Jika melihat dari banyaknya tenaga kerja yang mengelola PKBM, mereka adalah para relawan yang jadwal kerjanya tergantung dengan waktu relawan tersebut. Mereka kebanyakan orang yang sangat peduli terhadap keberlangsungan pembelajaran di PKBM, meskipun hasil yang mereka dapat tidak bisa mencukupi kebutuhan. Namun para relawan tetap setia membimbing dan berusaha memahami apa yang menjadi harapan masyarakat setelah belajar di PKBM.
Harapan masyarakat yang mengikuti kegiatan di PKBM
Masyarakat menginginkan nantinya hasil yang akan mereka peroleh (baca: ijazah) dapat berguna untuk peningkatan kualiatas hidup atau sebagai sayarat untuk mencari pekerjaan. Saya mengambil contoh salah satu PKBM di Jawa Tengah yang bertempat di Kota Semarang, tepatnya di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati yaitu PKBM Widya Bhakti.
Baca Juga : Pentingnya Inovasi dalam Cipta Video Pembelajaran
Saya bertemu langsung dengan ketua pengelola dari PKBM tersebut, yaitu Ibu Sri Hartati (38th). Bu Sri sudah selama 10 tahun mengelola PKBM Widya Bhakti. Menurut beliau permasalahan PKBM di wilayah Jawa Tengah masih sama yaitu terbatasnya fasilitas dan sarana prasarana. Hal ini yang mengakibatkan proses yang ada di PKBM belum memiliki standar setara seperti pendidikan formal pada umumnya. Oleh karena itu, bagaimanapun jika berharap PKBM menjadi bagian pendidikan yang nantinya akan memiliki kualitas yang sama seperti pada jenis pendidikan pada umumnya, maka PKBM menginginkan pembenahan fasilitas dan sarana prasarana untuk dapat mencapai tujuan yang pemerintah cita-citakan.