Cerminan seorang guru. Sebuah Analogi Untuk Mengetahui sejauh Mana Jiwa Menjadi Seorang Guru Dari Diri Seseorang
Engkau patriot pahlawan bangsa….
tanpa tanda jasa….
Begitulah syair beberapa baris lagu Hymne Guru yang biasanya kita nyanyikan ketika kita mengenang siapa itu pahlawan tanpa tanda jasa. Iya, ialah guru yang senantiasa membimbing kita untuk menjadi insan yang lebih baik. Dengan ketulusan dan kesabaran dari sosok guru, di sanalah kita dapat menilai bahwa kita patut untuk memuliakan seorang guru.
Baca Juga : 5 Rahasia Sukses Lolos PPPK untuk Guru
Mulia bukan berarti mengagung-agungkannya, melainkan mulia sebagai penerang saat dalam kegelapan. Tak heran jika banyak tercipta lagu-lagu tentang guru sebagai hadiah untuk menghargai sosoknya itu. Lagu tentang guru memberikan semangat tersendiri bagi sebagian orang. Dengan lagu seseorang dapat mengekspresikan kesan mereka (baca: yang menciptakan dan menyanyikan lagu) kepada guru yang mereka maksud.
Guru Merupakan Pekerjaan yang Profesional
Jika dikaji dalam realita, guru merupakan pekerjaan yang profesional, mengapa? di sini guru dapat membimbing anak didiknya dari berbagai karakter. Mereka mendidik stau per satu sehingga mereka menjadi orang yang berguna di masa depan. Entahlah mereka akan meneruskan perannnya menjadi seorang guru ataukah mereka akan menacri jalan lain yang telah mereka peroleh dari apa yang telah guru ajarkan kepada mereka. Contoh saja, ketika guru mengajar mereka pasti bertanya kepada anak didiknya “Nak… apa cita-cita kalian ?”, kemudian anak-anak didiknya menjawab, ada yang ingin jadi dokter, polisi, pedagang, dan lain lain.
Baca Juga : 8 Alasan Guru Wajib Mengikuti PPG
Anak didik sangat senang ketika di kelas, guru mereka bertanya tentang cita-cita mereka. Gurupun begitu rupanya, mereka lebih bersemangat mengajar ketika anak didiknya juga semangat dalam belajar. Tentunya bercermin dengan cita-cita yang mereka inginkan. Adalagi misalnya, pekikan dari seoranng guru ketka mengajar “Ayo… siapa yang ingin menjadi dokter, selsaikan soal di papan tulis dengan benar yaa…”. Dari celoteh itu, jiwa seorang guru mulai terlihat sangat tulus dalam mengajari anak didiknya, mereka mengiming-iming banyak hal, agar anak didiknya bisa melangkah lebih dari pada dirinya.
Namun, tidak jarang pula banyak anak didik yang memilih akan menjadi guru di masa depannya. Mereka berfikir dengan mereka menjadi guru, maka ilmu yang pernah guru berikan kepada mereka saat itu akan selalu ada dan bermanfaat bagi orang lain. Pastinya mereka akan lebih mengerti suka dan duka menjadi seorang guru. Mulai dari sudut pahlawan tanda jasa yang seperti apa, profesional yang bagaimana, dan yang lebih penting adalah mengerti arti sabar dan ikhlas ketika harus megabdikan diri menjadi seseorang di tengah orang-orang yang ingin mengetahui banyak hal.
Baca Juga : Pentingnya Guru Bisa Berbahasa Inggris di Era 4.0
Ya guru memang harus mencerminkan kepribadian yg Baik dan harus jadi teladan bagi siswa dan masyarakat
Menjadi Guru bukan sebuah pilihan karena itu adalah sebuah kenyataan yang harus di hadapi. Guru adalah sebuah kenangan yg akan terus dikenang. Tidak perlu menjadi Guru hebat kalau hanya menjadikan siswa sebagai alat.