Kecerdasan buatan tidak akan menggantikan guru. Guru Besar Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Prof Dr Bedjo Sujanto, mengatakan, teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak bisa menggantikan tenaga pengajar dalam hal pembentukan karakter siswa didik. Teknologi berfungsi sebagai alat bantu ketika guru sedang mengajar.
Khususnya era digital saat ini, teknologi melaju semakin pesat dan tak terhindarkan, termasuk teknologi termutakhir AI yang dapat melampaui kemampuan manusia dalam hal pekerjaan. Namun, menurut mantan rektor UNJ itu, pembentukan karakter atau kepribadian pelajar tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI.
Adapun, pembentukan karakter siswa didik harus diajarkan dan dilatih perlahan hingga menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan itu,Bedjo menjelaskan, akan terbentuk menjadi kepribadian. Teknologi kecerdasan buatan, kata Bedjo, tentu akan berdampak positif pada sistem pendidikan di masa yang akan datang, namun, perlu pemahaman yang mendalam baik bagi siswa maupun tenaga pengajar agar dampak negatif teknologi dapat diatasi.
Ke depan AI akan mewarnai kegiatan sosial kita termasuk pendidikan, hanya memang harus dikendalikan betul, teknologi itu benda mati yang harus menentukan baik dan tidaknya itu penggunanya,” ujar Bedjo.
“Itikad baik dari pembuat dan pengguna menjadi sangat penting agar AI dapat bermanfaat dan positif,” kata Bedjo menambahkan.
Baca Juga :
Game Online Untuk Pembalajaran
Aplikasi Untuk Penilaian Pembelajaran
Implementasi AI Dalam Bidang Pendidikan
Dimana di sini, guru mulai dilatih untuk memahami bagaimana menyatu dengan teknologi untuk terus mengembangkan diri menjadi pendidik modern dan selalu mempelajari perkembagan masa kini.
Teknologi kecerdasan buatan mengalami perkembangan yang masif dari tahun ke tahun. Kehadirannya dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang baru semakin berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia tidak terkecuali dalam pendidikan.
Kecerdasan buatan juga mulai mengambil peran positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi, mulai dari fungsi sebagai penerjemah hingga mentor virtual.
“Kita harus menganalisis dampak negatif dari teknologi, kalau itu ada, artinya jangan sampai dampak negatif itu merambat ke banyak orang, nah dampak positifnya harus didiseminasikansehingga terus berkembang bagi banyak orang,” kata Bedjo.
Baca Juga :
Apa itu Artificial Intelligence
Pemanfaatan Artificial Intelligence di Kelas
Ikuti Diklat tentang Artificial Intelligence
DIKLAT 32JP Memanfatkan Kecerdasan Buatan untuk Memaksimalkan Implementasi Kurikulum Merdeka
100% Gratis
Hari 1: Pengenalan Artificial Intellegence Pada Bidang Pendidikan
Hari 2: Strategi Pembelajaran Diferensiasi Menggunakan Artificial Intellegence
Hari 3: Dampak Kecerdasan Buatan Pada Profesi Guru
🗓 Pelaksanaan:
7-9 Juni 2023, Pukul 19:00 WIB
📋 Fasilitas: Sertifikat Bernama (32JP), Materi, surat undangan, rekap kehadiran,
LINK PENDAFTARAN:
👉 https://klikini.id/daftar-diklat-eps3
Diselenggarakan oleh gurumengajar.id
Didukung oleh calakpendidikan.com
Saya sangat senang dengan adanya materi ini semoga kedepannya saya bisa trus meningkatkan kualitas dan etos kerja saya sebagai pendidik n bisa menjadikan generasi muda yg berkarya dan selalu berenovasi
Oleh.karena pembelajaran adalah bukan hanya sebatas mencari ilmu tetapi juga pada awalnya merupakan proses meniru (imitate) apa yang tampilkan oleh performance seorang guru/pengajar.kenapa dikatakan imitate sebab siswa akan memperoleh contoh perilaku perilaku yang ditampilkan oleh.guru yang masuk mengajar dikelas dan menjadi referensi bahkan menjadi idola bagi mereka.bahkan ketika memberikan nilai penuh pertimbangan.jika dibandingkan dg mecine yang hanya bise melakukan sesuai program atau prosedur maka oleh sebab itu kehadiran seorang guru sangat tidak tergantikan untuk mengawal sikap dan karakter meskipun penilaian sikap sudah ada didalam program mesin.