Cuti Ayah ASN – Baru-baru ini pemerintah sedang merumuskan membahas rumusan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), yang akan menjadi peraturan pelaksana dari UU No. 20/2023 tentang ASN.
Salah satu poin yang meraka bahas yaitu tentang hak cuti ayah yang bertujuan untuk menyediakan waktu yang cukup panjang kepada ASN pria dalam mendampingi istri mereka yang melahirkan.
Pada bulan April 2024 mendatang adalah target Pemerintah untuk menyelesaikan pembahasan tersebut.
Cuti ayah menjadi anugerah bagi setiap keluarga. Banyak yang sepakat bahwa tanggung jawab pengasuhan harus dilakukan secara bersama-sama dan tidak hanya menjadi beban bagi ibu. “Bikinnya berdua, merawatnya pun harus berdua,” begitulah semboyan yang sering kita dengar.
Namun, realitasnya, kebijakan yang mendukung hal ini masih belum merata. Meskipun banyak negara dan perusahaan memiliki kebijakan cuti ibu, seperti cuti hamil dan melahirkan, jarang sekali ayah yang mendapat kesempatan untuk cuti terkait peran mereka sebagai orang tua.
baca juga : Para ayah ASN siap mendapatkan cuti ayah untuk dampingi istri melahirkan
Padahal, manfaat cuti ayah sangat besar bagi keluarga. Apa saja manfaatnya?
Nathaniel Popper, seorang jurnalis di New York Times, berbagi pengalamannya setelah mengambil cuti selama 10 minggu yang dibayar penuh oleh perusahaannya. Ia merasakan bahwa hubungannya dengan anaknya menjadi lebih kuat berkat cuti tersebut.
Ia kemudian mengumpulkan berbagai penelitian tentang manfaat cuti ayah dan menuliskannya. Berikut ini adalah beberapa poin yang dikutip dari tulisannya di New York Times:
1. Membangun Ikatan Antara Ayah dan Anak
Seperti yang dialami Nathaniel sendiri, cuti ayah terutama setelah kelahiran anak cenderung memperkuat ikatan antara ayah dan anak. Temuan ini sejalan dengan penelitian Dr. Richard Petts dari Ball State University, Indiana, Amerika Serikat, dan Dr. Chris Knoester dari Ohio State University, AS.
Mereka melakukan survei jangka panjang terhadap ribuan keluarga Amerika dan menemukan bahwa anak-anak yang ayahnya mengambil cuti ayah setidaknya 2 minggu setelah kelahiran mereka dilaporkan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ayah mereka daripada anak-anak dengan ayah yang tidak mengambil cuti ayah.
2. Mengurangi Risiko Perceraian
Petts dan Knoester juga menemukan bahwa cuti ayah memberikan manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi hubungan antara ayah dan anak, tetapi juga bagi hubungan antara ibu dan pasangan.
Mereka menemukan bahwa cuti ayah, meskipun singkat, dapat mengurangi risiko perceraian pasangan, bahkan hingga saat anak-anak mereka masuk sekolah.
3. Keterlibatan Ayah yang Lebih Tinggi
Di Eropa, banyak ayah yang lebih terlibat dalam mengasuh anak. Negara-negara di benua ini terkenal dengan kebijakan yang mendukung keluarga seperti cuti ayah.
Dampaknya, ayah di sana lebih cenderung terlibat dalam mengasuh anak dan berbagi tugas rumah tangga dengan pasangan mereka secara adil.
4. Mengurangi Kecemasan Ibu
Minggu-minggu pertama menjadi seorang ibu sering kali sangat menantang. Banyak ibu mengalami masalah psikologis seperti baby blues atau bahkan depresi postpartum.
Sebuah studi baru dari Swedia menemukan bahwa ibu yang pasangannya diberi kesempatan untuk cuti fleksibel pada tahun-tahun pertama kelahiran anak, memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menggunakan antibiotik atau obat anti-kecemasan.
Tentu saja hal-hal di atas merupakan angin segar bagi ASN pria. Dengan disahkan kebijakan tersebut, harapannya para ayah dapat mendampingi secara maksimal istri mereka yang akan melahirkan, sehingga para ibu dapat merasakan kualitas persalinan yang terbaik.
Comments 1