Tujuan Pembelajaran STEM
Pembelajaran STEM tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi siswa, tetapi juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu:
1. Membiasakan siswa menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif.
2. Mempersiapkan generasi selanjutnya menghadapi perkembangan zaman.
3. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika.
4. Mendorong siswa untuk mengembangkan wawasan yang mendalam dan kritis dalam menghadapi kompleksitas permasalahan dunia nyata.
Baca Juga: Metode Pembelajaran STEM: Pengertian, Manfaat, dan Jenis-Jenisnya
Kelebihan Pembelajaran STEM
Pembelajaran STEM memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
STEM menggabungkan lima disiplin ilmu: sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika. Gabungan ini melatih siswa untuk menggunakan teori dan praktik dalam mengidentifikasi serta memecahkan masalah sehari-hari, sehingga kemampuan berpikir kritis mereka semakin terasah.
Misalnya, ketika menghadapi perubahan iklim, siswa harus menerapkan berbagai teori dan ilmu pengetahuan yang telah di pelajari untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Mendorong Kreativitas Siswa
Komponen seni dalam STEM bertujuan untuk mendorong kreativitas siswa. Seni memungkinkan siswa mengilustrasikan konsep STEM dengan cara yang lebih kreatif dan imajinatif.
Selain itu, seni memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan ide-ide baru dalam bentuk musik, tarian, gambar, video, atau drama. Penelitian dalam buku *Penerapan Strategi dan Model Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar* menunjukkan bahwa seni dalam STEM dapat meningkatkan motivasi belajar, kemampuan kognitif, dan mengurangi stres.
3. Memperluas Sudut Pandang Siswa
Pendekatan interdisipliner dalam STEM memungkinkan siswa melihat keunikan masing-masing disiplin ilmu dan mengajarkan bahwa penyelesaian masalah sering melibatkan lebih dari satu disiplin ilmu.
Pendekatan ini memperluas sudut pandang siswa, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih objektif.
4. Mendorong Siswa untuk Berkarir di Bidang STEM
Karir di bidang STEM sering dianggap sulit dan di dominasi oleh laki-laki, sehingga kurang di minati, terutama oleh siswa perempuan. Pembelajaramn STEM sejak dini dapat meningkatkan minat dan kepercayaan diri siswa untuk berkarir di bidang STEM.
Kekurangan Pembelajaran STEM
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran STEM juga menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa kekurangan dari model pembelajaran ini:
Baca Juga: Materi Seleksi PPPK 2024. Ada Tes Kompetensi apa Saja?
1. Kurangnya Pemahaman Guru Mengenai Pembelajaran STEM
Sebagai model pembelajaran yang relatif baru, banyak guru masih kurang memahami cara menerapkan STEM di kelas. Akibatnya, mereka sering kembali ke metode pengajaran tradisional yang mungkin sudah tidak relevan dengan kebutuhan zaman sekarang.
2. Kurangnya Penghargaan Siswa terhadap Mata Pelajaran Lain
Pembelajaran STEM bisa membuat siswa lebih fokus pada mata pelajaran yang termasuk dalam STEM (sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika), sehingga cenderung mengabaikan mata pelajaran lain seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Olahraga.
Padahal, semua mata pelajaran memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter dan pengetahuan siswa.
3. Memerlukan Sarana dan Prasarana yang Memadai
Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang cukup untuk mendukung penerapan pembelajaran STEM, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Keterbatasan ini membuat guru kesulitan dalam mengimplementasikan metode STEM secara optimal.
Langkah-langkah Pembelajaran STEM
Walaupun sekolah Bapak/Ibu guru belum memiliki fasilitas yang memadai untuk menerapkan pembelajaran STEM, penting bagi Bapak/Ibu guru untuk memahami langkah-langkah model pembelajaran ini. Dengan demikian, saat fasilitas sudah tersedia, Bapak/Ibu guru siap untuk mengimplementasikannya di kelas tanpa kesulitan.
Secara prinsip, penerapan pembelajaran STEM mirip dengan proses kerja insinyur dalam menciptakan produk atau teknologi, yang dikenal sebagai EDP (Engineering Design Process).
Berikut adalah langkah-langkah penerapan pembelajaran STEM di kelas:
1. Ask (Menemukan Masalah dan Solusi)
Langkah pertama adalah siswa harus menemukan masalah dan solusi. Mereka perlu mengidentifikasi permasalahan atau kebutuhan di lingkungan sekitarnya. Setelah itu, mereka menetapkan kriteria dan batasan untuk merancang solusi yang tepat.
2. Imagine (Membayangkan Produk)
Selanjutnya, siswa membayangkan produk yang bisa mengatasi masalah atau kebutuhan yang sudah ditemukan. Proses ini bisa dilakukan secara berkelompok agar mereka bisa berdiskusi dan berbagi ide tentang desain, cara kerja, dan cara membuat produk tersebut.
3. Plan (Perencanaan Produk)
Setelah membayangkan produk, siswa mulai merencanakan wujud produk yang akan digunakan sebagai solusi. Mereka bisa membuat sketsa atau gambar lengkap yang mencakup bentuk, ukuran, label, dan bahan-bahan yang diperlukan.
4. Create dan Improve (Membuat dan Menguji Produk)
Langkah terakhir, siswa membuat produk yang telah direncanakan. Setelah selesai, mereka melakukan uji coba untuk memastikan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Jika ada kekurangan, siswa bisa memperbaiki dan menyempurnakan produk hingga memenuhi standar yang diinginkan.
Contoh Kegiatan Pembelajaran STEM
Berikut adalah contoh penerapan model pembelajaran STEM dalam pelajaran Biologi.
Bu Fitri, seorang guru Biologi, sedang mengajarkan materi tentang Pencemaran Lingkungan, khususnya pencemaran tanah.
Ia ingin menerapkan model pembelajaran STEM untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan relevan.
Bu Fitri memulai dengan memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa: “Apa saja kegiatan yang dapat mencemari tanah?” Pertanyaan ini mendorong siswa untuk berdiskusi dan mengidentifikasi aktivitas yang dapat mencemari tanah, seperti penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan.
Setelah menemukan masalah, Bu Fitri mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang solusi yang dapat mengatasi pencemaran tersebut.
Siswa kemudian diminta untuk menggambarkan produk yang bisa menjadi solusi, misalnya, dengan menggunakan pupuk kompos.
Siswa mencatat bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos dan cara mengaplikasikannya ke tanah agar kembali subur.
Mereka kemudian membuat dan menguji efektivitas pupuk kompos dalam mengatasi pencemaran tanah akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida.
Pada tahap akhir, Bu Fitri meminta siswa untuk mempresentasikan produk mereka, yaitu pupuk kompos, menjelaskan bahan yang digunakan, cara pembuatannya, dan cara kerjanya dalam mengatasi ketidaksuburan tanah.
Bagaimana Pembelajaran STEM Dapat Mengasah Keterampilan Siswa?
Pembelajaran berbasis STEM menggunakan pendekatan yang menghubungkan teori dengan permasalahan sehari-hari.
Metode ini tidak hanya mengajarkan peserta didik untuk menghafal teori, tetapi juga mendorong mereka untuk aktif menerapkan teori tersebut dalam mencari solusi.
Dengan pendekatan STEM, peserta didik lebih mudah memahami konsep karena terlibat langsung dalam pengalaman praktis dan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
Metode ini memberikan mereka keterampilan kritis dan kreatif yang diperlukan untuk menghadapi tantangan nyata.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat diterapkan oleh Bapak/Ibu guru saat mengajar di kelas!
Comments 1