Miskonsepsi dalam Membangun Kemampuan Literasi dan Numerasi pada PAUD-SD
Transisi dari pendidikan anak usia dini (PAUD) ke sekolah dasar (SD) merupakan fase kritis dalam perkembangan anak.
Transisi ini tidak hanya sekadar perubahan fisik ke lokasi dan struktur baru, tetapi juga mengenai bagaimana anak-anak menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang lebih kompleks.
Hal ini menekankan perlunya pendekatan yang sensitif dan mendukung untuk memastikan anak-anak dapat beradaptasi dengan baik dan tetap termotivasi dalam belajar.
baca juga : Hal Penting dalam Membangun Lingkungan Belajar yang Mendukung Masa Transisi PAUD-SD
Pentingnya Asesmen Awal dalam Transisi PAUD-SD
Asesmen awal adalah langkah pertama yang penting dalam memahami kemampuan literasi dan numerasi setiap anak sebelum mereka memasuki tingkat SD.
Dalam konteks ini, asesmen awal tidak hanya berfokus pada pengujian formal seperti tes baku, tetapi juga melibatkan observasi terhadap keterampilan anak dalam konteks kehidupan sehari-hari di kelas.
Pendekatan ini memungkinkan guru untuk lebih baik merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual anak-anak.
baca juga : Miskonsepsi tentang Literasi dan Numerasi: Informasi Penting untuk Guru dan Orangtua
Karakteristik Kelas Awal dalam Transisi PAUD-SD
Guru yang mengajar di kelas awal perlu memiliki pemahaman mendalam tentang kebutuhan khusus anak-anak yang baru pertama kali mengalami lingkungan sekolah formal.
Ini mencakup kebutuhan akan pendekatan yang lembut dan pembelajaran yang berpusat pada anak untuk membangun dasar yang kuat dalam literasi dan numerasi.
Pentingnya Membangun Dasar Literasi dan Numerasi Melalui Observasi
Selain mengandalkan tes tertulis, selama masa transisi PAUD-SD guru perlu melakukan pengamatan langsung terhadap kemampuan literasi (membaca dan menulis) dan numerasi (matematika) anak-anak.
Observasi ini membantu guru untuk menilai bagaimana anak-anak menggunakan keterampilan tersebut dalam situasi nyata, seperti saat berinteraksi dengan teman sebaya atau menjawab pertanyaan di kelas.
Dengan demikian, literasi dan numerasi dipahami sebagai keterampilan yang diperoleh dan diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Aktivitas yang dapat Membangun Kemampuan Dasar Literasi
Kemudian, kemampuan Dasar Literasi dapat dibangun melalui empat kegiatan di bawah ini:
a. Menyimak
adalah keterampilan mendengarkan dan memahami informasi yang diberikan. Anak-anak belajar untuk aktif mendengarkan cerita atau informasi dari guru atau melalui media seperti video.
Keterampilan ini membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang isi cerita, tokoh-tokoh dalam cerita, dan watak tokoh tersebut.
b. Berbicara
Keterampilan berbicara melibatkan kemampuan anak-anak untuk mengungkapkan pikiran, pengalaman, atau perasaan mereka secara lisan.
Anak-anak bisa menceritakan pengalaman mereka sendiri, berpartisipasi dalam diskusi kelas tentang suatu topik, atau memberikan deskripsi terhadap suatu objek atau kejadian.
c. Membaca
Membaca melibatkan kemampuan anak untuk mengartikan dan memahami simbol-simbol seperti huruf dan angka dalam teks tertulis.
Mereka belajar membaca kata-kata dan kalimat, serta menghubungkan teks dengan makna yang dimaksud.
d. Menulis
Keterampilan menulis mengacu pada kemampuan anak-anak untuk mengekspresikan gagasan dan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.
Mereka belajar menulis huruf, kata, atau kalimat sesuai dengan tingkat kemampuan mereka, dari menuliskan nama mereka hingga membuat deskripsi atau cerita pendek.
Aktivitas dalam Pengenalan Konsep Matematika
Konsep matematika diperkenalkan melalui aktivitas praktis dan kontekstual seperti pengukuran, pembandingan berat, dan memecahkan masalah matematika sehari-hari.
Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan nyata, membuat pembelajaran lebih relevan dan mudah dipahami.
Secara lebih rinci, pengenalan Konsep Matematiika terdiri dari empat unsur di bawah ini:
1. Konsep Angka atau Lambang Bilangan
Anak-anak perlu mengembangkan pemahaman tentang angka dan lambang bilangan.
Kegiatan yang bisa dilakukan termasuk membuat kartu-kartu angka, mewarnai atau menghias angka-angka, atau menghitung benda-benda di sekitar mereka seperti dalam permainan dakon atau ular tangga.
Pendekatan ini membantu anak-anak mengasosiasikan angka dengan aktivitas menyenangkan dan interaktif.
2. Geometri
Anak-anak perlu memahami konsep geometri melalui pengenalan bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, persegi, dan lain-lain.
Guru dapat melibatkan mereka dalam mengelompokkan dan membandingkan berbagai bentuk di dalam kelas, serta membahas perbedaan dan persamaan antara bentuk-bentuk tersebut.
Ini membantu mereka memahami sifat-sifat dasar dari setiap bentuk geometris.
3. Pengukuran
Keterampilan pengukuran diajarkan melalui berbagai kegiatan seperti membuat jadwal harian, membandingkan berat benda dengan menggunakan timbangan, atau mengukur panjang atau luas dengan benda-benda sehari-hari.
Ini membantu anak-anak memahami konsep-konsep dasar pengukuran dan menerapkannya dalam konteks praktis.
4. Pola
Anak-anak juga perlu belajar mengenali dan membuat pola.
Ini bisa dilakukan melalui lagu-lagu atau gerakan senam yang memerlukan pola-pola tertentu, atau dengan membuat dan mengidentifikasi pola dalam berbagai konteks, seperti dalam berbagai permainan atau kegiatan senam.
5. Data Analisis
Meskipun tidak langsung mempelajari konsep seperti mean, median, atau modus, anak-anak dapat mulai memahami data melalui kegiatan seperti membuat tabel sederhana atau grafik berdasarkan minat pribadi mereka, seperti hobi atau makanan kesukaan.
Ini membantu mereka memulai memahami cara mengorganisir data secara visual dan sederhana.
Miskonsepsi dalam Membangun Kemampuan Literasi dan Numerasi pada PAUD-SD:
1. Tanggung Jawab Literasi dan Numerasi hanya Dibebankan kepada Sekolah
Miskonsepsi pertama adalah bahwa literasi dan numerasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah dan bukan keluarga.
Penekanan pada peran keluarga dalam pendidikan awal sangat penting karena anak-anak membawa pengetahuan dan keterampilan dari interaksi mereka di rumah.
Ini mencakup pengenalan huruf, angka, serta pengembangan keterampilan sosial sejak dini.
2. Peran Rumah hanya sebagai Tempat Pembelajaran Tempat Pertumbuhan Fisik
Miskonsepsi kedua adalah anggapan bahwa rumah hanya berfungsi sebagai tempat untuk pertumbuhan fisik anak, bukan sebagai sumber pembelajaran yang krusial untuk meningkatkan literasi dan numerasi.
Dalam realitasnya, rumah memberikan lingkungan yang lebih panjang bagi anak untuk belajar, yang mungkin lebih signifikan dibandingkan waktu yang dihabiskan di sekolah.
3. Jadwal Rutin Membaca tidak Menjamin Pencapaian Optimal
Miskonsepsi ketiga berkaitan dengan pembuatan jadwal rutin membaca bagi anak sebagai indikator bahwa literasi dan numerasi mereka akan otomatis berkembang dengan baik.
Namun, penting untuk memperhatikan bagaimana anak-anak menjalankan rutinitas ini dan mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam proses belajar.
4. Kebijakan Jumlah Murid per Kelas
Miskonsepsi selanjutnya adalah bahwa jumlah murid dalam satu kelas tidak mempengaruhi kualitas pengajaran.
Sebelumnya, banyak wilayah memiliki kelas yang padat dengan murid (hingga 40 anak), yang menyulitkan pengelolaan dan pengajaran yang efektif.
Pengurangan jumlah murid per kelas dapat mendukung guru untuk memberikan perhatian yang lebih intensif kepada setiap murid.
5. Pendekatan Kontekstual dalam Pengajaran
Miskonsepsi terakhir adalah bahwa pendidikan harus bersifat seragam dan tidak memperhatikan karakteristik serta kebutuhan unik dari masing-masing wilayah.
Pendekatan yang kontekstual sangat penting untuk mengembangkan minat dan keterlibatan anak dalam literasi dan numerasi.
Misalnya, merancang kegiatan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak dapat membantu mereka lebih tertarik dan terlibat dalam proses belajar.
Membangun dasar literasi dan numerasi sangat penting bagi guru.
mohon di sampaikan strategi mengatasi miskonsepsi transisi PAUD ke SD baik dari internal siswa maupun eksternal siswa…
Asesmen awal transis PAUD ke SD untuk mengetahui kemampuan awal litersi dan numerasi siswa.lingkjngan rumah sangat besar pengaruhnya terhedap anak krn dirumah anak diajarkan berbicara pemgenalan huruf dan lebihbanyak waktu yang digunakan tdk seharusnya diserahkan sepenuhnya tanggungjawab kepada guru
Literasi dan numerasi transisi paud ke sd memerlukan kerjasama yg baik antar orang tua, dan guru. Justru waktu yg banyak saat anak bersama orang tua di rumah. Jadi peran orang tua sangatlah penting.
Sangat setuju dgn hal ini karena sangat membantu dlm penerapan belajar anak.peran org tua sangat penting utk mengarahkan anak lebih mandiri
Sangat Setuju jawabannya orang tua juga ikut andil dalam perkembangan terutama belajar anaknya di rumah karena waktu di sekolah sangat terbatas Sedangkan waktu yang luang banyak dihabiskan di rumah bersama orangtuanya.
Suatu penjelasan baris demi baris atau bahkan kata demi kata yang biasanya dilampirkan pada suatu edisi naskah pada jilid yang sama atau jilid pendamping nya.
Untuk membalas email dalam rangkaian pesan balas
Sangat setuju dgn hal ini karena sangat membantu dlm penerapan belajar anak.untuk itu peran org tua sangat penting utk mengarahkan anak lebih mandiri
Sangat Setuju jawabannya orang tua juga ikut andil dalam perkembangan terutama belajar anaknya di rumah karena waktu di sekolah sangat terbatas Sedangkan waktu yang luang banyak dihabiskan di rumah bersama orangtuanya.
Sangat penting nya guru menanamkan kemampuan dasar Literasi dan Numerasi kepada anak agar anak bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang lebih komplek.
Setuju dengan hal itu orang tua ikut andil dalam perkembangan terutama waktu belajar siswa lebih banyak di rumah di banding waktunya di sekolah.
Sangat setuju dengan menyimak ,anak belajar aktif dalam menerima informasi dari guru.
Sangat setuju jika jumlah siswa tidak terlalu gemuk didalam kelas, agar proses KBM berjalan dengan efektif
Sangat setuju sekali ,karena waktu disekolah terbatas yang banyak waktunya dirumah sehingga orang tua bisa membantu untuk belajar secara aktif dan disiplin.
Literasi dan numerasi adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran .Pembelajaran pertama pada anak adalah dirumah, orang tua sangat berperan penting pada pendidikan anak, pendidikan anak tidak hanya disekolah, dirumah orang tua diharapkan untuk membantu pendidikan anak. Dengan menyimak, membaca, menulis anak akan tahu banyak hal
Materi sangat berguna sehingga dapat diterapkan di sekolah
Sangat membantu dan dapat diterapkan di sekolah
Sangat bagus sehingga dapat diterapkan di sekolah dasar
Melalui pembelajaran literasi ini banyak hal yang baru di dapatkan dalam menunjang kegiatan pembelajaran kedepannya
Terima kasih resume materinya.
Sangat bermanfaat untuk dibaca-baca kembali.
Selama mengikuti materi terkait dengan kegiatan MPLS, sangat penting bagi kita bapak ibu guru dan, penjelasan
Ada yg ku bilang kalau dia tidak akan pernah bisa minta bantu sundul
Apa ada yang telah saya berikan ini adalah untuk dapat lebih memahami
Ada perbedaan antara yang satu salah satu dari mereka yang disampaikan oleh guru
Sangat setuju dengan materi bahwa orang tua ikut andil dalam pembelajaran anak
Terimakasih sangat bermanfaat untuk saya dan bisa di pelajari berulang ulang
Saya akan berusaha lebih baik dalam menerapkan nya di sekolah
Materinya sangat menginspirasi , semoga kami dapat menerapkan di sekolah
kemampuan dasar Literasi dan Numerasi kepada anak agar anak bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang lebih komplek.
Materinya sangat menarik dan menginspirasi, semoga kami bisa mengamalkan fi sekolah kami
Materi nya sangat bermanfaat
Melakukan Asesmen awal kepada murid tujuannya supaya guru bisa mengetahui kebutuhan belajar anak dan juga mengetahui kemampuan anak sehingga guru bisa merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak.
Masa pelaksanaan MPLS untuk perkenalan peserta didik dan orang tua dengan lingkungan belajar barunya
Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat bagi kami.
Trimakasih banyak atas materi yang di sajikan karna sangat bermanfaat bagi peserta didik baru masa transisi paud ke sekolah dasar.
Literasi dan numeralisasi sangat penting bagi anak usia PAUD _ SD, untuk itu sangat diperlukanlah kerja keras orang tua untuk membantu anaknya di rumah untuk mempersiapkan anaknya agar mampu untuk berada tadi dengan sekolah baru anaknya nanti, yang penuh kompleks .
Sangat setuju untuk menciptakan tujuan pembelajaran harus melibatkan peran orang tua karna pengaruh orang tua sangat mempengaruhi karakter peserta didik kita.
miskonsepsi antar pelaksana pendidikan jenjang PAUD – SD akan teratasi dari berbagai Diklat WEBINAR yg diselenggarakan oleh dinas terkait baik OPD kesehatan, OPD literasi perpustakaan, OPD dinas pendidikan serta sekolah SD dg Lembaga TK PAUD…
sama halnya miskonsepsi literasi dan numerasi antar sekolah dg walimurid dapat terselesaikan dg kerjasama dalam program sekolah outdoor maupun parenting skill for student….
Dalam mencapai tujuan pembelajaran harus melibatkan beberapa elemen peting seperti peran orangtua.
Terimakasih
Banyak pengetahuan yg bisa diterapkan utk siswa
Yangpenting, anak senang bersekolah. Dengan semboyan ” Bisa tanpa terasa” makudnya tahu2 bisa dg mudahnya.
Keterlibatan antara guru dengan orang tua murid bisa mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar disekolah
Adanya miskonsepsi antara orang tua dengan guru membuat pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan tujuan
Untuk mencapai tujuan pembelajaran .emang harus ada keterlibatan antara orang tua dan guru
Literasi dan numerasi sangat penting bagi anak untuk itu guru harus kreatf menciptakan suana belajar yang harmonis agar anak berani menceritakan apa yang ia dengar dan ia baca sera ada dukungan dari orang tua karna orang tua juga punya peranan penting bagi perkembangan pendidikan anak
Terimakasih ats materi yang telah diberikan sehingga dapat membuka wawasan kita yang lebih baik
Terima kasih ilmunya, semoga bisa memberikan motivasi kami untuk lebih baik berdedikasi di dunia pendidikan. Barokallah
Terimakasih ats materi yang telah diberikan sehingga dapat membuka wawasan kita yang lebih baik
Sangat membantu dalam menghadapi proses belajar mengajar