• Kirim tulisan
Calak Pendidikan
Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • Berita
  • Administrasi
  • Sumber Belajar
  • Event
No Result
View All Result
  • Berita
  • Administrasi
  • Sumber Belajar
  • Event
No Result
View All Result
Calak Pendidikan

Ciri Khas Kurikulum Merdeka di Indonesia

Syahrul by Syahrul
September 11, 2024
26
Ciri Khas Kurikulum Merdeka di Indonesia

Ciri Khas Kurikulum Merdeka di Indonesia

Kurikulum Merdeka merupakan terobosan baru dalam sistem pendidikan di Indonesia yang di perkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kurikulum ini hadir sebagai solusi untuk menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 dan berfokus pada pembelajaran yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan setiap individu peserta didik. Ada beberapa ciri khas yang membedakan Kurikulum Merdeka dari kurikulum sebelumnya:

Baca Juga: Inilah Perbedaan Antara Sistem Pendidikan di Indonesia dan Negara-Negara Lain

1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Salah satu ciri utama Kurikuulum Merrdeka adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek. Model ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung dengan menyelesaikan proyek-proyek nyata. Tujuannya adalah mengasah keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi. Pembelajaran berbasis proyek ini juga mendorong siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar dan memiliki kontrol yang lebih besar terhadap pembelajarannya.

2. Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Kurikuluum Merrdeka memberikan kebebasan lebih dalam memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Guru diberi keleluasaan untuk menyusun rencana pelajaran sesuai dengan konteks lokal, minat siswa, dan kondisi kelas. Fleksibilitas ini memungkinkan guru untuk berinovasi dalam mengajar, sehingga proses belajar menjadi lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

Baca Juga: 5 Aplikasi Edukasi Seru untuk Anak-anak di Smartphone yang Bikin Belajar Menjadi Menyenangkan

3. Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulumm Merdeeka juga sangat menekankan pada pembentukan karakter melalui *Profil Pelajar Pancasila*. Nilai-nilai yang ditekankan dalam profil ini mencakup beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, gotong royong, kreatif, mandiri, dan bernalar kritis. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

4. Peningkatan Kemampuan Literasi dan Numerasi 

Salah satu fokus Kurikulum Merdeka adalah meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Ini dilakukan melalui pembelajaran yang lebih aplikatif dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Siswa di dorong untuk mengeksplorasi konsep-konsep dasar secara mendalam, memungkinkan mereka untuk menerapkannya secara efektif dalam berbagai konteks.

Baca Juga: http://Menjadi Guru: Lebih dari Sekadar Meningkatkan Kesejahteraan, tapi Juga Menyenangkan!

5. Evaluasi yang Lebih Holistik

Sistem evaluasi dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya mengukur pengetahuan kognitif, tetapi juga mencakup aspek sikap dan keterampilan. Pendekatan penilaian ini lebih holistik, karena melihat perkembangan peserta didik secara menyeluruh, bukan hanya dari hasil ujian.

Dengan berbagai ciri khasnya, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan, dan mampu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global di masa depan.

Tags: Kurikulum merdeka
Next Post
Seperti Apa Bentuk Kurikulum Pendidikan di Negara-Negara Maju?

Seperti Apa Bentuk Kurikulum Pendidikan di Negara-Negara Maju?

Comments 26

  1. Agus Sulistiyono says:
    10 bulan ago

    Semoga artikel ini bermanfaat

    Balas
  2. Agus Sulistiyono says:
    10 bulan ago

    Utk akses absensi masih sulit, mhn ditambah akses absensinya

    Balas
    • Muhriani says:
      10 bulan ago

      Kurikulum merdeka sangat bagus karena mengutamakan mengembangkan salah satunya melalui bakat dan minat siswa

      Balas
  3. Ichwan, S.Pd.SD says:
    10 bulan ago

    Menarik

    Balas
    • Hernawati says:
      10 bulan ago

      Sangat menarik

      Balas
  4. DIAN Kurniasih says:
    10 bulan ago

    Artikel yang menarik. Semqngat berkarya menyajikan informasi dan karya yang lebih

    Balas
  5. TRI EMI MARLINA, S. Pd says:
    10 bulan ago

    Semoga dgn kurikulum merdeka, kita dapat mencapai cita” menuju Indonesia emas tahun 2045…💪💪

    Balas
  6. Darisman says:
    10 bulan ago

    Saya berharap bisa di terapkan secara menyeluruh

    Balas
  7. Sutini says:
    10 bulan ago

    Saya setuju Kurikulum Merdeka diterapkan di Indonesia. Karena mengakomodir semua kebutuhan belajar siswa. Namun jangan terlalu memberatkan guru dalam administrasinya.

    Balas
  8. Dina Rupidara says:
    10 bulan ago

    Tetap saja, administrasi guru berat, jumlah jam pelajaran di sekolah pun kelamaan, waktu untuk guru dan peserta didik di luar jam sekolah minim, bagaimana bisa bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat untuk eksplorasi nilai-nilai kehidupan?

    Balas
  9. Dra. Sugiharti says:
    10 bulan ago

    Baik sih artikel nya

    Balas
  10. Haidi M says:
    10 bulan ago

    Kurikulum Merdeka memang ibarat sebuah kendaraan layak dinaiki karena banyak fasilitas untuk siswa yang sangat menjanjikan.
    Namun sopirnya harus mahir biar ga nabrak, atau salah melewati jalur.
    Kita semua tau keberadaan guru antara yang PNS, PPPK, dibangkan dengan yang Honorer jauh lebih.
    Kenapa pemerintah menggulirkan kebijakan membatasi antara ASN dan Honorer/Sukwan. Misalnya yang punya belajar.id saja lebih banyak yang ASN. Mobil baru (Tenaga Honorer) tidak semua bisa akses akun belajar.id.
    Saya yakin ibarat sebuah mobil baru tenaga dan kelayakannya lebih Joss … Patut direnungkan…

    Balas
  11. Anonim says:
    10 bulan ago

    Kurmar baik dalam metode pembelajaran tapi sulit juga di terapkan , saya masih belum terbiasa dengan Kurmer

    Balas
  12. Lilis Suryani says:
    10 bulan ago

    Boleh ganti kurikulum tapi tidak memberatkan guru dan siswa , apalagi orang tua

    Balas
  13. Haidi M says:
    10 bulan ago

    Kurikulum Merdeka memang ibarat sebuah kendaraan layak dinaiki karena banyak fasilitas untuk siswa yang sangat menjanjikan.
    Namun sopirnya harus mahir donk…. biar ga nabrak, atau salah melewati jalur.
    Kita semua tau keberadaan guru antara yang PNS, PPPK, dibangkan dengan yang Honorer/Sukwan jauh lebih banyan Sukwan.
    Kenapa pemerintah menggulirkan kebijakan membatasi antara ASN dengan Honorer/Sukwan misalnya dalam hal akun, yang punya belajar.id. Maksudnya berikan akses penuh baik ASN maupun Sikwan. Agar wawasan tentang kurikulum bisa seimbang dengan perkembangan Kurikulum.
    Mobil baru (Tenaga Honorer/Sukwan) tidak semua bisa akses akun belajar.id.

    Saya yakin ibarat sebuah mobil baru, tenaga dan kelayakannya lebih Joss … tapi sayang tidak diberi kesempatan dalam hal kebijakan teetentu.
    Patut direnungkan…

    Balas
  14. Diman,S.Pd., M. Pd says:
    10 bulan ago

    Artikel di atas sangat bermanfaat badi pendidik.

    Balas
  15. Yustinus says:
    10 bulan ago

    Sangat bermanfaat srtikelnya

    Balas
  16. Aceng Rukmana s.pd.I says:
    10 bulan ago

    mudah mudahan kurmer dapat berjalan dengan baik di indonesia.

    Balas
  17. Parhan says:
    10 bulan ago

    Apapun bentuk kurikulum kalau pelaksana kurikulum tidak mau mengikuti perubahan kurikulum yang baru maka tidak akan berhasil, maka kumer memberikan kesempatan yang merdeka bagi guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak selalu berfikir hanya menjiplak kurikulum sekolah lainnya yang belum tentu modul intra dan ko serta ekstra nya sama dengan kondisi sekolah sendiri

    Balas
  18. Miduk Rouli Sihotang says:
    10 bulan ago

    Kurikulum merdeka,baik dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah.namun perlu dukungan dan fasilitas yang baik dan memadai.

    Balas
  19. Agustina Tamo Ina says:
    10 bulan ago

    Makna dari kurikulum merdeka sangat baik dan bagus. Yang terpenting sekarang adalah SDM pengajarannya yang harus di perhatikan. Sebagus-baguanya kurikulum tetapi tidak mampu di jabarkan maka perubahan itu tidak akan ada. Pengajar tidak hanya pintar merancang tetapi harus pintar dan mampu untuk menerapkan inovasi baru yang di perolehnya. Pengajar tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik, membimbing, dan menjadi teladan.

    Balas
  20. Samsudin S.Pd.I says:
    10 bulan ago

    Kalau ganti ganti kurikulum itu udah gak aneh, tiap ganti menteri ya pasti ada ganti kurikulum, dan itu sah sah aja.
    cuma yang saya kurang setuju pada kurmer ini, yaitu adanya pergantian istilah. contoh:
    1. kompetensi inti (KI) diubah menjadi capaian kompetensi (CP).
    2. kompetensi dasar (KD) diubah menjadi Tujuan pembelajaran (TP)
    3. RPP diubah menjadi Modul Ajar dll.
    menurut saya ini yang membuat guru jadi bingung. sebab, guru selain harus mengubah format dan bentuk dari masing masing perangkat ajar, juga mereka harus menghafal perubahan nama nama perangkat itu tadi..
    bisa kita bayangkan misalnya benda yang selama ini kita pakai buat mengiris tempe itu namanya PISAU, tiba tiba diganti dengan nama lain.. begitu juga benda yang lainnya namanya berubah semuanya.

    Balas
  21. Bambang Makmur Sutejo, S.Pd.SD. says:
    10 bulan ago

    Artikel yang menarik

    Balas
  22. Royanie K Pangkey says:
    10 bulan ago

    Kurdek konsepnya sangat mengagumkan, akan tetapi pada kenyataannya Kurdek belum dapat menjawab kebutuhan guru dan peserta didik, pasalnya didaerah-daerah tertentu dgn kondisi dan fasilitas tertentu ternyata mereka tidak dapat menikmati konsep pembelajaran seperti yg di harapkan Kurdek, (mengakses informasi dari berbagai sumber termasuk internet tp di daerah tertentu jangankan Internet listrikpun belum tersedia ) disisi lain guru yg diharapkan menjadi motor penggerak sistem pembelajaran ternyati tidak memiliki pengetahuan yg cukup untuk menerapkan kurikulum merdeka, karena itu mereka membutuhkan support seperti mengikuti pelatihan yg bisa di jangkau. karna itu bagi saya pelaksanaan Webiner adalah salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi lainnya. karena sayang sekali CGP hanya diperuntukkan bagi usia tertentu.

    Balas
  23. Herlina Okta ayu,S.Pd says:
    10 bulan ago

    kurikulum selalu berubah,,sulit bagi siswa yang di pedesaan untuk menyesuaikan..

    Balas
  24. Nurlails Holo says:
    10 bulan ago

    Artekelnya sangat bagus, namun perlu di peetimbamgkan juga dg kita yg berada d daerah2 terpencil ini yg mana kurangnya fasilitas pendukung…

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result
  • Tentang
  • Tim Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2022 Calak Pendidikan - Banyak Bicara Seputar Pendidikan

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • Berita
  • Administrasi
  • Sumber Belajar
  • Event