Pendahuluan: Mengapa Panduan Ini Penting?
Pada pertengahan 2025, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag menetapkan Keputusan Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta sebagai acuan bagi madrasah di seluruh Indonesia.
Panduan ini hadir sebagai respon terhadap berbagai tantangan pendidikan modern — seperti kekerasan di sekolah, intoleransi, fragmentasi sosial — dengan menawarkan sebuah narasi baru: pendidikan yang berlandas pada cinta sebagai prinsip dasar.
Artikel ini menyajikan ringkasan yang “ramah baca” dari panduan tersebut, agar pembaca (guru, kepala madrasah, atau orang tua) bisa memahami inti dan praktiknya dengan mudah.
Konsep & Landasan Filosofis: Makna “Cinta” dalam KBC
Panduan memulai dengan fase Discovery: memahami makna cinta dari berbagai perspektif (agama, filsafat, psikologi) dan bagaimana konsep itu menjadi fondasi KBC. Beberapa poin utama:
-
Ontologi (hakikat realitas): manusia, Tuhan, dan alam dianggap sebagai satu kesatuan. Cinta (dalam konteks KBC) berfungsi sebagai ikatan yang menyatukan elemen-elemen tersebut.
-
Epistemologi (cara kita tahu dunia): belajar bukan sekadar menerima informasi terpisah, melainkan menyelami keterkaitan antara ilmu, nilai, dan kehidupan nyata.
-
Aksiologi (nilai dan etika): tindakan haruslah berlandas pada etika cinta — yakni berbuat baik, menjaga keseimbangan, hormat terhadap sesama dan alam.
Dalam kerangka KBC, ilmu tanpa nilai bisa menjadi dingin; nilai tanpa pengalaman bisa menjadi sekadar retorika. Panduan menekankan perlunya menggabungkan ilmu, pengalaman, dan cinta secara terpadu.
Tujuan KBC & Madrasah Penuh Cinta (Dream)
Fase Dream dalam panduan menjabarkan visi dan tujuan yang hendak dicapai jika KBC dijalankan secara optimal. Tiga indikator utama madrasah ideal menurut KBC:
-
Madrasah Ramah Anak
Lingkungan belajar yang aman dari segala bentuk kekerasan (fisik, psikologis, verbal), tanpa diskriminasi, dan mendorong toleransi. -
Murid Sejahtera — Mental & Spiritual
Siswa dibekali keterampilan sosial dan emosional (SEL) agar mampu mengenali, mengelola emosi, dan menjaga keseimbangan mental. -
Madrasah Ramah Lingkungan
Lingkungan sekolah menjadi tempat yang lestari, bersih, dan rapi; tindakan pelestarian alam dilakukan secara konsisten sebagai manifestasi cinta kepada ciptaan.
Visi jangka panjangnya adalah menjadikan madrasah bukan hanya sebagai tempat belajar akademik, tetapi rumah karakter yang menumbuhkan kasih sayang, tanggung jawab sosial, dan harmoni ekologis.
Strategi & Rancangan Praktis (Design)
Pada fase Design, panduan menyuguhkan rancangan unsur-unsur praktis agar visi cinta bisa menjadi nyata dalam madrasah sehari-hari. Beberapa poin penting:
-
Definisi dan Komponen Operasional KBC: rancangan indikator sikap, nilai, dan praktik yang bisa diukur dan diterapkan di madrasah.
-
Prinsip Metode KBC: antara lain inklusivitas, kesederhanaan, nonkekerasan, dialog, pemberdayaan siswa sebagai subjek aktif.
-
Topik KBC: tema-tema kunci yang dapat diangkat (misalnya tema empati, keadilan, lingkungan) dan bisa disisipkan ke berbagai mata pelajaran.
-
Contoh Implementasi: ilustrasi kegiatan nyata—baik di kelas, ekstrakurikuler, kerja sama guru-orang tua, atau program madrasah.
-
Desain Pelatihan Guru / Tenaga Kependidikan: modul, media, kurikulum untuk penguatan pemahaman dan kompetensi KBC bagi guru.
Design ini memberikan kerangka fleksibel agar tiap madrasah bisa menyesuaikan dengan kondisi lokal tanpa mengabaikan esensi cinta.
Dampak & Keberlanjutan (Destiny)
Fase Destiny dalam panduan fokus pada bagaimana menjamin KBC tidak sekadar program sementara, melainkan sebuah perubahan berkelanjutan. Beberapa aspek penting:
-
Teori Perubahan (Theory of Change): menjabarkan logika bagaimana aktivitas KBC → keluaran (output) → hasil jangka menengah → hasil jangka panjang.
-
Tahapan & Jenjang Diseminasi: strategi menyebarkan KBC mulai dari lingkup kecil (kelas, guru) ke skala lebih luas (komune, kabupaten/kota).
-
Indikator Pengukuran & Evaluasi: parameter kuantitatif dan kualitatif agar keberhasilan KBC bisa dipantau dan diperbaiki.
Dengan demikian, KBC dirancang bukan sebagai proyek sesaat, melainkan sistem yang bisa tumbuh dan menyesuaikan diri.
Tantangan & Catatan Penting
Panduan juga mengakui beberapa tantangan nyata dalam penerapan KBC:
-
Perbedaan kondisi madrasah (sarana, tenaga, budaya lokal) yang tak homogen
-
Kesiapan guru — baik dari segi mindset maupun keterampilan
-
Membebani guru dengan dokumen dan indikator jika tidak dirancang sederhana
-
Konsistensi dan dukungan kebijakan di berbagai level (provinsi, kabupaten, pusat)
Meskipun demikian, panduan menegaskan bahwa setiap madrasah diperbolehkan memodifikasi dan berinovasi sesuai konteksnya, selama nilai dasar cinta tetap dijaga.
Kesimpulan & Ajakan
Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bukan hanyalah slogan, tetapi perangkat panduan komprehensif yang mengaitkan filosofi cinta dengan praktik pendidikan di madrasah. Panduan resmi Kemenag memberikan fondasi konseptual, rancangan praktis, dan jalur keberlanjutan agar cinta benar-benar hidup di ruang kelas, koridor madrasah, dan hati para siswa.
Kalau kamu menginginkan detail lengkap—dari lampiran indikator, modul pelatihan, hingga contoh-contoh praktik nyata—kamu bisa unduh Panduan Kurikulum Berbasis Cinta secara lengkap di:
➡️ Unduh Panduan KBC Kemenag (PDF 91 halaman)
Semoga artikel ini membantu kamu dan pembaca lain memahami esensi, langkah, dan tantangan KBC secara ringan namun bermakna.
Baca Juga : Rahasia di Balik Siswa Berkarakter Unggul: Dampak Besar Kolaborasi Orangtua dan Sekolah pada Karakter Anak!