6 Tips Mengatasi Bullying di Sekolah. Beberapa langkah yang bisa untuk stop bullying di sekolah, atau setidaknya mencegah dan mengatasi perundungan.
1. Mengubah Cara Mendidik dan Memperlakukan Siswa
Hasil penelitian Ratna Juwita, Psikolog UI, menunjukkan bahwa hubungan antara guru dan murid yang sangat baik dan akrab memiliki angka kasus bullying yang paling rendah.Untuk mencegah terjadinya bullying, guru dapat melakukan pendekatan-pendekatan positif pada siswa, seperti:
Penilaian positif
Hindari mencela dan memberi label buruk pada anak. Gunakan kalimat-kalimat positif agar tertanam dalam bawah sadar anak. Contoh, “kamu itu sebenarnya anak baik”, atau “kamu itu sebenarnya anak yang pintar”.
Kalimat tersebut jika terserap dalam pikiran bawah sadar anak akan mendorong anak berperilaku dan bersikap sesuai dengan pikiran bawah sadarnya.
Berikan apresiasi atau penghargaan atas usaha yang dilakukan anak, apapun hasilnya.
Penelitian menunjukkan bahwa, penghargaan atau dorongan yang positif akan merangsang kreativitas dan perilaku positif.
Contoh, membuat ruang pameran untuk memajang karya-karya siswa, atau memberikan catatan yang baik pada hasil karya anak yang bisa mendorongnya kreatif dan berperilaku positif.
Hindari Hukuman Fisik
Hasil riset tentang kekuatan pikiran menunjukkan bahwa, hukuman dapat menghambat daya pikir kreatif dan meningkatkan agresi.
Kalaupun terpaksa menggunakan hukuman, pilih sanksi edukatif, hukuman yang bersifat mendidik.
Contoh bentuk hukuman dengan membaca kitab suci, membuat karya tulis, atau tugas lain yang berkaitan dengan pelanggaran siswa.
2. Mengembangkan Budaya Sekolah
Budaya sekolah merujuk pada sistem nilai yang menjadi pedoman bagi seluruh warga sekolah dalam berperilaku dan bertindak di lingkungan sekolah.
Budaya sekolah yang positif akan mendorong siswa menggunakan seluruh potensi yang dimiliki untuk mengembangkan diri menjadi siswa yang unggul.
Sekolah bisa mengembangkan budaya 3S (senyum, salam, sapa), menyusun buku saku sebagai pedoman berperilaku di lingkungan sekolah.
Menyusun etika pergaulan yang menjadi panduan dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah.
Etika ini jika dikembangkan dan ditanamkan dalam pergaulan di lingkungan sekolah bisa menumbuhkan sikap positif pada warga sekolah
Sikap toleransi, saling menghormati, menghargai, tolong menolong, dan sikap positif lainnya akan tumbuh dan berkembang di dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah.
3. Membangun Komunikasi Aktif dengan Orang tua
Bangun jaringan komunikasi secara aktif dengan orang tua. Sampaikan informasi yang up to date tentang anak dan kegiatan sekolah kepada orang tua.
Jika perlu, minta sumbang saran dari orang tua. Jejaring ini bisa dibangun secara on-line maupun off-line.
Selama ini, komunikasi sekolah dengan orang tua kebanyakan hanya berlangsung setiap akhir semester, saat pembagian rapor maupun kenaikan kelas.
Saatnya sekolah meningkatkan komunikasi dengan orangtua. Sekolah bisa membuat hotline untuk komunikasi setiap saat, web sekolah yang interaktif, atau menerbitkan buletin sekolah secara berkala.
Komunikasi yang aktif bisa meningkatkan partisipasi dan kedekatan orang tua dengan anak, orang tua dengan sekolah.
Kualitas komunikasi yang baik dapat mencegah, mengurangi, dan mengatasi bullying di sekolah.
Mengingat faktor penyebab terjadinya kekerasan di sekolah salah satunya adalah faktor keluarga.
Baca juga : Sekolah Berangkat Pukul 5 Pagi ?
4. Pemahaman dan Kepedulian Warga Sekolah Terhadap Bullying
Sekolah perlu meningkatkan pemahaman terhadap bullying, melalui workshop, seminar, atau pelatihan-pelatihan.
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik bullying, faktor penyebab, pencegahan, dan penanganannya bisa meminimalisir potensi terjadinya perundungan di sekolah.
Kepedulian warga sekolah terhadap perundungan yang terjadi di sekolah menjadi penentu keberhasilan dalam mengatasi bullying.
Pembiaran akan menyuburkan tindak kekerasan di sekolah karena siswa akan berasumsi bahwa apa yang dilakukan sebagai hal yang lumrah, biasa saja.
Baca juga : Stop Bullying di Sekolah
5. Deklarasi Anti Bullying di Sekolah dan Internet Positif
Sekolah perlu mendeklarasikan kampanye stop bullying di sekolah, anti bullying, dan internet positif yang melibatkan partisipasi aktif semua unsur sekolah, orang tua, siswa, guru, karyawan, dan komite sekolah.
Kampanye bisa dilakukan dengan memasang poster-poster anti bullying, internet positif, pentas seni, pameran, atau bentuk-bentuk kegiatan lain.
Semua bentuk kegiatan tema sentralnya berupa anti bullying dan bagaimana memanfaatkan internet secara positif.
Selain memberikan pemahaman, kegiatan-kegiatan ini bisa berfungsi untuk penyaluran dan pengalihan energi siswa yang berlebih.
Energi yang dimiliki siswa disalurkan pada kegiatan-kegiatan yang positif sebagai sarana pengembangan diri siswa.
6. Membentuk Bullying Center
Untuk pencegahan, penanganan, dan mengatasi bullying. Perlu dibentuk bullying center di sekolah.
Guru bimbingan dan konseling bisa ditunjuk sebagai koordinator pelaksana dibantu dengan guru yang lain dan siswa.
Bullying center sebagai pusat kegiatan anti bullying dengan ketugasan,
- menyusun materi tentang bullying di sekolah sebagai bahan sosialisasi
- menyusun program kegiatan anti bullying yang akan dilaksanakan di sekolah
- menerima pengaduan bagi korban bullying, yang perlu diperhatikan adalah menjaga kerahasiaan pelapor
- menyelesaikan kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, penanganan harus dilaksanakan secara komprehensif melibatkan pelaku, korban, dan saksi
- melakukan pengawasan pada tempat-tempat yang berpotensi terjadi bullying
- melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah
Stop Bullying di Sekolah
Mengingat dampak bullying yang bisa menghambat perkembangan sosial dan emosional siswa, perlu upaya lebih keras dari stakeholder sekolah untuk mengatasinya.
Trauma akibat kekerasan yang dialami di sekolah akan dirasakan pada kelanjutan studi berikutnya, bahkan sampai dewasa.
Seluruh komponen sekolah harus lebih peduli pada kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
Sekolah bisa merancang tindakan atau kegiatan yang berorientasi kuat pada pencegahan terjadinya perundungan di sekolah.
Selama ini upaya pencegahan kekerasan di sekolah masih bersifat sporadis, belum terencana dengan baik, sehingga efektivitasnya tidak terlalu besar.
Saatnya bersama-sama, bersinergi untuk mengatasi kekerasan di sekolah. STOP BULLYING DI SEKOLAH!
Terimakasih ilmunya sangat bermanfaat
Terima kasih ilmu yang sangat bermanfaat
Informasi yang sangat bagus dan insyaAllah akan kami terapkan di satuan pendidikan terkait penanganan kasus perundungan di sekolah dasar. Terima kasih atas informasi yang sudah admin berikan.
Informasi yang sangat bagus ..karena bulliying bisa menghambat belajar siswa
Stop bulliying program sangat baik,karena banyak kasus bulliying yang sangat berdampak pada psikologisis siswa