Mengendalikan Emosi Secara Psikologi. Emosi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Emosi tertawa ketika kamu membaca pesan yang lucu atau emosi kesal ketika terjebak kemacetan di jalan, pasang surut emosi yang dialami dapat mempengaruhi kehidupan seseorang manusia.
Emosi terkadang hadir, karena ada pemicu yang membuat teringat kembali masa atau peristiwa yang tidak mengenakkan hati, sehingga tanpa disadari dan sangat lumrah sebagai manusia menjadi lebih rentan ingin mengungkapkan emosi tersebut. Caranya pun berbeda setiap orang dalam mengungkapkan emosi, bisa meledak-ledak saat itu juga atau merdam dan diungkapkannya melalui tulisan.
Kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi juga sangat mempengaruhi cara orang lain memandang seseorang. Contohnya, jika kamu tertawa membaca pesan tersebut ketika sedang rapat bersama rekan kerja lainnya, tentunya kamu akan mendapat tatapan kesal dari orang-orang tersebut. Studi tentang emosi memang bukan ilmu yang pasti, para psikolog masih memperdebatkan hubungan antara tubuh-pikiran dengan perasaan emosi.
Ilmu Pengetahuan Tentang Psikologi
Ilmu pengetahuan tentang psikologi telah dipelajari selama berabad-abad, bahkan sampai menimbulkan perpecahan di antara para ahli. Dr.Paul Ekman, Profesor Psikologi di UCSF, salah satu ahli yang memetakan emosi untuk mengembangkan pikiran yang tenang.
Langkah awal yang diambil oleh Ekman adalah menemukan beberapa kesamaan diantara para ilmuwan. Survey yang dilakukannya menunjukan tentang bagaimana emosi bekerja. Beberapa ahli banyak yang setuju bahwa emosi bersifat universal. Ekspresi dari emosi di berbagai budaya memiliki kemiripan.
Baca Juga :
Apa itu Artificial Intelligence
Pemanfaatan Artificial Intelligence di Kelas
Lima Emosi Dasar Pada Manusia
Ada lima emosi dasar yang diketahui yaitu, marah, takut, jijik, sedih dan senang. Ada pemicu universal untuk merasakan emosi, manusia bisa marah ketika merasa diperlakukan tidak adil. Terkadang, Manusia bisa sedih ketika merasa kehilangan. Manusia bisa merasa jijik dengan sesuatu atau takut ketika merasakan bahaya atau ada ancaman terhadap keselamatan diri. Pikiran seseorang bersifat pribadi, namun emosi bersifat universal.
Menurut Ekman, kita dapat mengetahui emosi seseorang, bukan pikirannya yang memicu emosi tersebut. Contohnya, jika ada seseorang yang takut saat ditangkap seorang polisi atau petugas, kita tidak bisa tahu apakah dia takut karena tertangkap atau karena dia tidak bersalah.
Sains mengatakan bahwa semua emosi itu merupakan hal yang wajar, emosi menjadi destruktif ketika emosi tersebut tidak diungkapkan dengan tepat. Emosi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Emosi tertawa ketika kamu membaca pesan yang lucu atau emosi kesal ketika terjebak kemacetan di jalan, pasang surut emosi yang dialami dapat mempengaruhi kehidupan seseorang manusia. Contohnya, manusia akan merasa sedih jika ditinggalkan oleh orang yang penting dalam hidupnya dan itu merupakan hal yang wajar, namun orang yang depresi akan merasakan kesedihan itu dengan cara yang tidak pantas. Sehingga terkadang orang melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya bagi keberlangsungan hidupnya. Padahal, masih banyak jalan untuk membenahi diri, sekaligus cara agar bisa menbghilangkan traumatis atau rasa bersalah yang muncul.
Emosi manusia berada dalam sebuah garis waktu, emosi dimulai dengan pemicu yang memulai pengalaman emosional dan berakhir dengan menghasilkan respons. Pemicunya terjadi dalam konteks yang ditentukan oleh keadaan dan perasaan kita.
Stimulus atau pemicu emosi yang sama dapat menimbulkan emosi yang berbeda. Contohnya, kita memendam perasaan kesal ketika di tempat kerja, ketika di rumah kita meluapkan emosi dengan meneriaki anggota keluarga di rumah. Penekananan emosi ini dapat menjadi destruktif jika tidak diselesaikan dengan berbicara pada diri sendiri. Yuk bisa menyanyangi diri sendiri dangan selalu kontrol emosi setiap harinya.
Baca Juga :
Implementasi Kurikulum Merdeka dengan Gelar Karya
Mengendalikan emosi
Saya suka wawasan dalam mengikuti kegiatan sehari-hari
Alhamdulillah ada pencerahan ilmu untuk mengendalikan emosi kita