Transformasi Kebijakan Pendidikan Indonesia Menuju Merdeka Belajar
Kepala Pusat Standar Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudrikstek), Irsyad Zamjani, mengungkapkan bahwa saat ini, seluruh kebijakan pendidikan di Indonesia sedang mengarah ke konsep Merdeka Belajar.
Dalam sebuah diskusi daring di Jakarta pada hari Rabu tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Irsyad dengan tegas mengungkapkan bahwa Merdeka Belajar adalah inisiatif yang bertujuan menciptakan pendidikan berkualitas dan adil bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.
Ia menambahkan bahwa Merdeka Belajar memiliki dua dimensi utama. Pertama, dimensi kualitas, di mana Kemendikbudristek berusaha mendorong siswa agar terlibat dalam pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi individual mereka. Masyarakat mengenali ini sebagai profil pelajar Pancasila, yang melibatkan pembentukan kemampuan kognitif serta karakter yang relevan dengan tuntutan abad ke-21.
Dorongan Kualitas dan Keadilan Pendidikan: Transformasi Menuju Merdeka Belajar
“Dorongan Kualitas dan Keadilan Pendidikan Menuju Merdeka Belajar”
Dalam diskusi daring di Jakarta tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), Irsyad menjelaskan bahwa Merdeka Belajar adalah upaya untuk menciptakan pendidikan berkualitas dan adil di seluruh Indonesia. Ini melibatkan dua dimensi utama: peningkatan kualitas pendidikan dengan fokus pada karakter dan kompetensi siswa, serta upaya mengurangi kesenjangan antarwilayah.
Baca juga : Full Senyum!Honorer di Seluruh Indonesia RUU ASN akan Disahkan 3 Oktober 2023
Irsyad menekankan pentingnya kualitas dan pemerataan pendidikan berdasarkan data internasional, seperti Programme for International Student Assessment (PISA), yang menunjukkan bahwa hasil belajar di Indonesia masih jauh dari standar yang ideal. Hasil asesmen nasional tahun 2021 menegaskan bahwa hanya 1 dari 2 siswa mencapai kompetensi minimum dalam literasi, sementara 2 dari 3 siswa belum mencapainya dalam numerasi, di semua jenjang pendidikan.
Irsyad juga menyoroti kesenjangan antarwilayah, di mana sekolah terbaik di Indonesia Timur setara dengan sekolah terburuk di Provinsi DKI Jakarta. Kesenjangan ini terwujud sejak proses pendaftaran di sekolah atau pada saat PPDB. Oleh karena itu, sejak tahun 2017, Kemendikbudristek melakukan reformasi sistem PPDB dengan menggabungkan berbagai pendekatan sesuai konteks Indonesia dan menerapkan konsep Merdeka Belajar.
Langkah kunci dalam reformasi ini adalah menerapkan sistem PPDB zonasi dengan kuota minimal 50-70%, mendekatkan sekolah negeri ke masyarakat. Ada juga sistem PPDB afirmasi 15% untuk mengatasi keterbatasan daya tampung sekolah negeri lintas zona, yang dapat menyebabkan anak-anak kurang mampu putus sekolah karena tidak mampu masuk sekolah swasta. Selain itu, sistem PPDB perpindahan orang tua 5% mengakomodasi calon siswa yang harus pindah karena pekerjaan orang tua, serta sistem PPDB prestasi untuk siswa berprestasi yang ingin mengembangkan potensinya di sekolah pilihan.
Baca juga : Projek P5 Kewirausahaan Digital Berbasis Affiliasi
Kesimpulan: Transformasi Kebijakan Pendidikan
Artikel ini membahas perubahan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia yang saat ini berfokus pada konsep Merdeka Belajar. Kepala Pusat Standar Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kemendikbudrikstek, Irsyad Zamjani, menjelaskan bahwa Merdeka Belajar memiliki dua dimensi utama: kualitas pendidikan yang berorientasi pada karakter dan kompetensi individu, serta upaya untuk menjadikan pendidikan lebih adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Data hasil asesmen pendidikan menunjukkan tantangan signifikan dalam hal hasil belajar dan kesenjangan antardaerah. Langkah-langkah reformasi telah diambil sejak tahun 2017, termasuk sistem PPDB zonasi, afirmasi, perpindahan orang tua, dan prestasi, sebagai bagian dari upaya mengimplementasikan konsep Merdeka Belajar. Reformasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak-anak Indonesia memiliki kesempatan yang setara dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Baca Juga
Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Optimalisasi Assesment Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Kururikulum merdeka merupakan salah satu Pedoman yang ideal dalam untuk menuntun anak didik secara utuh dan menyeluruh sesuai kodratnya. Dengan adanya 6 dimensi profil pelajar pancasilah dimana anak didik selain literasi dan numerasi yang di tuntun yang paling penting adalah karakter dari peserta didik itu sendiri.
Konsep kurikulum merdeka sangatlah bagus. Tapi, perlu adanya pembenahan dan evaluasi hingga ke akar. Jangan sampai konsep di atas sudah benar tetapi menjadi salah sampai di bawah.
Masih banyak miskonsepsi disatuan pendidikan tentang kurikulum merdeka, dimana guru belum menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru belum mampu melakukan asesmen awal pada seluruh siswa untuk mendapat informasi tentang gaya belajar tiap individu siswa, sehingga pembelajaran di kelas belum mampu menyenangkan seluruh siswa, sebaiknya pelatihan yang offline perlu diberikan untuk seluruh guru oleh Dinas pendidikan setempat. Semoga pendidikan kedepan akan lebih baik.
Benarkah kurikulum merdeka menjadi pembelajaran yang merdeka? Atau jangan-jangan hanya sekedar labeling saja, setelah itu berganti namanya…
Masih banyak miskonsepsi disatuan pendidikan tentang kurikulum merdeka, dimana guru belum menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru belum mampu melakukan asesmen awal pada seluruh siswa untuk mendapat informasi tentang gaya belajar tiap individu siswa, sehingga pembelajaran di kelas belum mampu menyenangkan seluruh siswa, sebaiknya pelatihan yang offline perlu diberikan untuk seluruh guru oleh Dinas pendidikan setempat. Semoga pendidikan kedepan akan lebih baik.
Keren
Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran fleksibel.
Dengan semua itu kebanyakan para pendidik belum begitu memahami.
Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran fleksibel.
Merupakan perubahan – perubahan baru dalam mempelajari dan mengembangkan dunia pendidikan sepanjang hayat. Karena Dunia Pendidikan menjadi pusat perhatian seluruh elemen masyarakat dunia.