Perhatikan, para guru! Hanya akun ini yang bisa digunakan untuk masuk ke aplikasi PMM.
Bersama dengan teknologi yang terus berkembang, platform Merdeka Mengajar (PMM) hadir untuk memperkaya dunia pendidikan di Indonesia.
Platform Merdeka Mengajar (PMM) dibuat oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Banyak guru ASN telah menggunakan fitur Pengelolaan Kinerja dalam PMM karena fitur ini wajib bagi guru ASN dan kepala sekolah.
Fitur-fitur dalam PMM sangat beragam dan menarik, diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Dan bisa menggunakan fitur CP/ATP untuk melihat kemajuan belajar dan tujuan pembelajaran yang telah dicapai.
Dan dapat menggunakan fitur berbagi karya dalam bentuk PDF atau video untuk mengunggah karya mereka.
Karya-karya yang diunggah di PMM bisa dimanfaatkan oleh gru di seluruh Indonesia.
Karya-karya tersebut bisa menginspirasi gru di tempat lain dan saling memberikan masukan satu sama lain.
Guru ASN dan kepala sekolah bisa menggunakan fitur Pengelolaan Kinerja untuk menyusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
Guru juga bisa bergabung dalam fitur komunitas di PMM untuk saling berbagi dan bertukar pengalaman dalam pembelajaran.
Dan masih ada banyak fitur menarik lainnya yang bisa meningkatkan kualitas kinerja dan kompetensi secara berkelanjutan.
Untuk dapat menggunakan semua fitur dalam PMM, perlu mengetahui jenis akun yang bisa digunakan untuk login.
Berikut penjelasannya:
Pertama, untuk guru dan kepala sekolah yang terdaftar di Dapodik dan berada di bawah naungan Kemendikbudristek, dapat menggunakan akun belajar.id (contoh: namaakun@guru.smk.belajar.id).
Kedua, bagi guru madrasah yang berada di bawah Kemenag, dapat menggunakan akun madrasah (contoh: namaakun@madrasah.kemenag.go.id).
Hanya yang telah memiliki akun-akun tersebut yang bisa menggunakan fitur-fitur di PMM.
Maka, agar dapat menggunakan fitur-fitur PMM, penting untuk segera memiliki akun yang diperlukan. Semoga kehadiran PMM terus memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Comments 1