Menelaah hambatan pembelajaran berdiferensiasi. Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya. Sehingga, dalam pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya perlu adanya sinergi antara guru, orang tua, dan murid untuk membentuk satu lingkaran yang memiliki visi yang sama untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapkan.
Baca juga :
Game Online Untuk Pembalajaran
Aplikasi Untuk Penilaian Pembelajaran
Implementasi AI Dalam Bidang Pendidikan
Tiga Kesiapan Berdiferensiasi
- Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
- Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
- menggunakan kegiatan berjenjang
- menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,
- membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
- mengembangkan kegiatan bervariasi
- Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
- memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
- memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.
Adanya kolaborasi antar sekolah akan menjadikan inspirasi pendidik dan guru semakin bervariasi. Saling tukar strategi dalam mendalami murid serta menumbuhkan rasa peduli dalam wadah belajar Bersama.
Hambatan Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah:
- Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
- Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
- Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.
- Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.
Baca Juga :
Murid dan Pembelajaraan Berdiferensiasi
Guru Inpiratif Dlam Film Pendidikan
Guru Tidak Tergantikan Oleh Kecerdasan Buatan
Ikuti Diklat tentang Artificial Intelligence
DIKLAT 32JP Memanfatkan Kecerdasan Buatan untuk Memaksimalkan Implementasi Kurikulum Merdeka
100% Gratis
Hari 1: Pengenalan Artificial Intellegence Pada Bidang Pendidikan
Hari 2: Strategi Pembelajaran Diferensiasi Menggunakan Artificial Intellegence
Hari 3: Dampak Kecerdasan Buatan Pada Profesi Guru
Pelaksanaan:
7-9 Juni 2023, Pukul 19:00 WIB
Fasilitas: Sertifikat Bernama (32JP), Materi, surat undangan, rekap kehadiran,
LINK PENDAFTARAN:
https://klikini.id/daftar-diklat-eps3
Diselenggarakan oleh gurumengajar.id
Didukung oleh calakpendidikan.com
Pembelajaran berdiferensiasi memang sesuatu yang berbeda dari sitem pembelajaran sebelumnya. Sehingga untuk beberapa waktu ke depannya mungkin belum bisa berjalan sesuai dengan standart pendidikan sekarang. Di sisi lain kalau menurut pendapat saya, saya masih agak ragu apakah pembelajaran berdiferensiasi ini bisa 💯 % berhasil di sitem pendidikan kita sekarang terkhusus dengan lembaga² sekolah yg belum bisa sepenuhnya terpenuhi saparas pendidikan. Jadi kesimpulannya kita tetap menjalankan sistem pembelajaran berdiferensiasi ini dengan tetap memperhatikan faktor2 penunjang dari sistem pendidikan tersebut. Sukses selalu untuk pendidikan di Indonesia.🌟🌟🌟